Hasil karya gambar siswa dapat diamati dan dianalisis berdasarkan tipologi atau tipe gambar dan dari segi ungkapan karya gambar yang telah dibuat. Â Siswa menggambar dari apa yang dilihat dan dirasakan.Â
Siswa dapat meniru alam, mengubah, mengurangi atau bahkan dapat pula menghilangkan beberapa objek dari karya gambarnya, sesuai dengan keinginannya saat proses menggambar. Hasil karya gambar setiap siswa tentunya berbeda dan identik sesuai dengan kepribadian masing-masing.Â
Karya gambar siswa tidak akan ada yang sama, baik dari segi warna, bentuk, goresan dan sebagainya (Suryani, 2017). Tipe gambarnya pun akan berbeda satu sama lainnya. Sebagai seorang pendidik, penting kiranya mengetahui tipe-tipe dari karya gambar yang dihasilkan siswa. Hal ini bertujuan agar menjadi dasar untuk menindaklanjuti karya gambar tersebut, setelah proses pemberian nilai.Â
Cara untuk mengetahui tipe karya gambar siswa dengan melakukan analisis tipologi gambar siswa. Tipologi diartikan sebagai tipe, gaya dan komposisi yang teramati melalui hasil gambar siswa (Suryani, 2017). Pengetahuan ini sangat diperlukan agar tidak memaksa siswa untuk mengukur keberhasilannya hanya dari satu tipe saja.Â
Dengan mengetahui beberapa tipe ini juga, pendidik dapat pengetahui bahwa setiap siswa memiliki gaya masing-masing dalam membuat karya gambar serta dapat menyampaikan ungkapan perasaan yang sedang siswa rasakan.
Kajian tipologi dimaksudkan agar dapat mendeskripsikan adanya kecenderungan tipe karya gambar siswa yang tentunya menjadi suatu keunikan tersendiri (Kustiawan, 2012). Karena gambar siswa mencerminkan karakteristik yang ada pada dirinya (Sobandi, 2012a) Â Â Â Â Â
Ada tiga tipe karya gambar siswa yang dapat diamati, diantaranya ada tipe visual, tipe haptic dan tipe campuran (Garha, 1998):
- Tipe VisualÂ
Pada tipe ini siswa lebih mengutamakan apa yang dilihat dibandingkan dengan kemampuan imajinatifnya. Siswa yang memiliki tipe ini cenderung memiliki ketajaman menghayati sesuatu melalui indra penglihatannya. Karena perantara utama untuk kesan visual dalam tipe ini adalah mata (Suryani, 2017). Siswa juga memperhatikan dan mementingkan kesamaan bentuk karya yang dibuat dengan apa yang dilihat (Herawati dalam Lubis, 2022).Â
Siswa lebih cenderung visual-realistis dengan memperlihatkan kemiripan bentuk asli dengan apa yang digambar (Sobandi, 2012a). Siswa yang mengekspresikan gambar dari apa yang pernah dilihat, gambarnya cenderung nyata sesuai dengan objek yang terdapat di kehidupan sehari-hari (Prayitno, 2022). Tipe ini mementingkan proporsi secara tepat. Begitupun dengan pemilihan warna, disesuaikan dengan warna pada objek aslinya.Â
Hal ini sesuai dengan pendapat Tocharman (dalam Prayitno, 2022) bahwa tipe visual memiliki indikator diantaranya objek yang dibuat siswa sesuai dengan objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terdapat detail objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari secara nyata dan hasil karya gambarnya merupakan pengalaman yang pernah dilihat oleh siswa. Siswa pada tipe ini mengamati dengan detail, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa siswa tersebut memiliki memori yang baik.
- Tipe HapticÂ
Pada tipe ini siswa lebih mengutamakan imajinasi dan reaksi emosionalnya. Sehingga apa yang digambar tidak disadarkan pada pengamatannya terhadap lingkungan atau stimulus yang diberikan. Siswa dengan tipe ini lebih mengutamakan ungkapan perasaan dan bersifat subjektif (Lowenfeld dan Brittain dalam Kustiawan, 2012)). Hal ini sejalan dengan pendapat Tocharman (dalam Prayitno, 2022) menyatakan bahwa tipe haptic memiliki indikator diantaranya objek yang dibuat merupakan objek yang tidak ada di kehidupan sehari-hari secara nyata, terdapat bagian atau detail objek yang tidak ada di kehidupan sehari-hari, dan hasil dari imajinasi atau khayalan siswa. Ukuran ruang serta warna yang dipilih sesuai dengan keadaan emosi yang dirasakan. Dan biasanya objek yang dianggap lebih penting digambarkan besar dibandingkan dengan objek lainnya. Siswa yang mengekpresikan hasil imajinasinya, objek yang dibuat cenderung lebih bebas sesuai dengan apa yang ada di pikiran siswa tersebut (Prayitno, 2022). Bahkan gambar yang dibuat tidak ada dikehidupan nyata sekalipun.
- Tipe CampuranÂ
Tipe campuran merupakan perpaduan antara tipe visual dan tipe haptic. Sehingga karya gambar yang dihasilkan pun memiliki unsur yang bertipe visual dan haptic. Tipe visual pada karya gambar siswa ditandai dengan ketajaman siswa dalam menghayati sesuatu dari indra penglihatannya dan sesuai dengan bentuk nyata. Siswa cenderung mengutamakan kesamaan hasil dengan objek nyata. Sedangkan pada tipe haptic ditandai dengan gambar yang dihasilkan tidak berdasarkan dari apa yang dilihat siswa.Â
Tipe visual lebih mengedepankan indra penglihatan, sehingga karya gambar yang dihasilkan cenderung berdasarkan dari kesamaan bentuk yang dilihatnya. Sementara itu, untuk tipe haptic, cenderung lebih mengungkapkan atau mengekspresikan perasaan dan pikiran daripada detail bentuknya. Kepekaan atau ketajaman perasaan ini menyebabkan gambar cenderung berdasarkan atas ekspresi atau reaksi emosional seseorang, sehingga lebih berdasarkan kepada ungkapan emosional siswa. Karenanya, tipe campuran ini merupakan perpaduan antara tipe visual dan tipe haptic. Artinya, terdapat penggabungan antara kedua tipe dalam satu karya gambar yang dihasilkan oleh siswa.
Analisis karya gambar siswa dengan tipologi dapat memudahkan para pendidik untuk mengklasifikasikan tipe gambar siswa. Tipe-tipe gambar yang dihasilkan dapat menggambarkan karakteristik setiap siswa. Sehingga dapat dijadikan dasar untuk membuat media, metode serta model pembelajaran yang sesuai pada saat pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H