Tapi Kakek Lido sadar bahwa kedua anak gadisnya marah kepadanya sebab tak pernah lagi menyapanya sejak kejadian malam itu. Toh ia juga tak terlalu peduli bahkan ketika kedua anak gadisnya menolak duduk di dekat pembaringannya beberapa saat sebelum ia mengembuskan nafas terakhirnya beberapa bulan sejak peristiwa malam itu. Hanya Nenek Lido yang setia menemani Kakek di dekat kepalanya yang mulai melemah. Saat mendekati sakratul maut, Nenek Lido mendekatkan mulutnya ke telinga kakek dan membisikkan sesuatu. Entah apa. Tak ada yang tahu. Kakek tak bereaksi apa-apa. Hanya satu permintaan Kakek Lido saat akan meninggal: Dimakamkan bersama radio transistor miliknya dalam satu liang. Hanya itu.
 sumber cerpen : https://cerpenkompas.wordpress.com/ dan http://cerpen.print.kompas.com/kumpulan-cerpen-kompas/ dan http://cerpenkompas.mywapblog.com/cerpen-kompas-radio-transistor.xhtmlÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI