Bingung campur geli campur jadi satu. Itulah yang saya rasakan kemarin, saat si sulung saya pelatihan 3 hari di luar kota.
Bingungnya, karena hari kedua saat dia pelatihan, si sulung punya jadwal webinar. Webinar wajib yang sudah dijadwalkan jauh hari itu nggak bisa dielakkan.
Sementara acara si sulung di luar kota juga nggak bisa di jeda untuk acara webinar itu. Karena biarpun wajib, webinar itu bukan webinar kuliah.
Akhirnya si sulung pun menyerahkan semua pada saya. Minta tolong agar saya menggantikan posisinya (mbanjeli : bahasa Jawa).
Agar tidak tercatat mbolos, dan tidak ketinggalan info penting, saya pun menyetujui. Perangkat webinar pun saya ubah. Display nama, saya ganti nama anak saya. Foto profil begitu juga.
Saya pikir itu sudah cukup. Tapi ternyata masih ada banyak hal yang harus saya sesuaikan.
Anak sulung pun kirim WA berisi peraturan webinar. Diantaranya wajib mengaktifkan kamera dan wajib perkenalan.
Blaik.......apa yang harus saya perbuat?
Saya pun ingat kata orang-orang yang selalu bilang kalau wajah anak saya seperti pinang dibelah dua dengan saya. Cuma bedanya saya cewek, anak saya laki-laki.
Rambut saya panjang, anak saya pendek. Muka saya halus, anak saya berjerawat.
Akal pun berjalan. Saya pakai kemeja anak saya. Dan rambut saya kuncir dan saya tekuk.
Beruntung saya ibunya, yang melahirkannya. Jadi hafal bagaimana cara anak saya duduk. Suka pegang-pegang rambut, betulin rambut, nutupi mulut dengan jari.