Mohon tunggu...
Astrid SantikaP
Astrid SantikaP Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Haii

Astrid Santika XII MIPA 4 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebebasan dari Kekangan Penjajahan

20 November 2021   20:45 Diperbarui: 20 November 2021   22:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibangunkan dengan bisingnya tembakkan peluru. Tergantinya terang bulan menjadi cahaya matahari di pagi hari. Terbangunku untuk memulai kehidupan. Diawali dengan yakin dan teguh membulatkan tekat akan apa yang harus dilakukan. Aku bertemu dengan paman ku, aku pun bertanya "apa yang harus aku lakukan?". Sambil tersenyum paman berkata "lakukan apa yang ingin kau lakukan ikuti kata hatimu dan belajarlah". Terhentak dan berpikir akan apa yang paman ku katakan. Tekat bulat ku memulai perlahan menggapai perjuangan membantu membangun kemerdekaan diawali dengan langkah pertamaku, menjunjung perdamaian.

Pendidikan dasar diriku Europese Lagere School (ELS), berkat bantuan Bupati Banyumas. Sekolah menengah dasar yang ada disaat penjajah mendatangi Indonesia. Sekolah ini adalah awal aku menuntut ilmu, belajar dasar-dasar pendidikan dengan kekangan-kekangan penjajahan. Sejak saat itu aku belajar sambil menahan rasa ketakutan dari para penjajahan. Terpancar dari mata pribumi yang terlihat sangat ketakutan membuatku membulatkan tekatku untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia.
"Devid Van apa yang barusan kamu katakan. Orang Indonesia haus akan harta dan banyak orang-orang bodoh"anak belanda yang tidak tahu diri.

Sampai pada suatu waktu Gatot Soebroto dan Devid Van dari belanda itu berkelahi hingga Gatot dikeluarkan dari sekolah, dan tidak diizinkan masuk sekolah pemerintahan.

Tapi sungguh beruntungnya aku seorang anggota keluarga yang mengajar di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Bersedia memberikan bantuan kepada ku karena itulah aku pindah dari Banyumas ke Cilacap.

Setelah aku lulus dari HIS, sejak saat itu aku tidak melanjutkan kejenjang selanjutnya.
"Apa yang harus aku lakukan, anak rantaw sepertiku bisa apa di kota yang besar ini"

"Cari pekerjaan saja"

"Hah! Siapa kamu?"

"Maaf saya tidak sengaja mendengarnya, oh iya nama saya Tarjo dari Jawa. Saya tidak sengaja mendengar ucapan anda tadi. Kenapa anda tidak coba melamar jadi pegawai saja seperti saya?"

"Oh iya nama saya Gatot Soebroto saya dari Banyumas. Apakah saya tidak merepotkan anda meminta bantuan bekerja sebagai pegawai ditempat anda bekerja?"

"Tidak merepotkan sama sekali mari saya antar"

Setelah bekerja sebagai pegawai aku rasa tidak ada ke cocokkan dengan apa yang saya mau. Rasanya saya harus menantang diri saya sendiri.

Pada tahun 1928, Pemerintah Hindia Belanda memberikan kesempatan bagi anak-anak Indonesia yang berijazah sekolah rendah untuk mengikuti pendidikan militer.
"Gatot kamu bisa cobalah dulu(berbicara di dalam hati), Aku pun mencoba mendaftarkan diri dan tidak ku sangka diterima sebagai siswa Cadar School di Magelang jawa timur.

Usia yang semakin dewasa dan bertambah. Setelah memasuki tahun ke-3 saya bersekolah di pendidikan militer. Waktu yang ditunggu-tunggu, Saya ,Gatot Soebroto menerima gelar sebagai Sersan Kelas II KNIL ( Koninklijk Nederlands Indische Leger ). Ditugaskan di Padang Panjang, Sumatera Barat. Setelah 5 tahun bekerja di Padang. Gatot dikirim ke Sukabumi Jawa Barat, untuk mengikuti pendidikan Marsose.

Menurut banyak orang, setelah ia ditempatkan di Bekasi dan Cikarang terlihat jelas perubahan Gatot saat itu. Ia memiliki sifat yang tegas akan tetapi bijaksana dan berwibawa terus terang dan terbuka kepada atasan dan bawahannya. Ia bertekad untuk tidak pandang bulu dalam menjalankan tugasnya dengan pembawaan humornya.

Disaat tugas ada orang-orang Bekasi dan Cikarang yang bercerita bahwa banyak sekali pemerasan para lintah darat terhadap kami pak.
"Apa yang mereka lakukan?"

"Mereka merebut harta dan berkata untuk kepentingan masyarakat semua"

"Kenapa kalian berikan harta itu padahal kalian bersusah payah untuk mendapatkannya"

"Bagaimana kami bisa menghalanginya Sersan, mereka semua membawa senjata dan juga bertindak kasar kepada warga setempat" 

"Saya akan berusaha untuk menangkap orang-orang yang hanya mengambil keuntung untuk dirinya sendiri dan memberikan hukuman yang berlaku kepada orang-orang yang bersalah. Walaupun hati nurani saya tertekan harus menangkap seorang rakyat kecil yang mencuri untuk sesuap nasi. Akan tetapi mereka salah mengambil pekerjaan seperti itu"

Terdapat peraturan seorang KNIL tidak boleh bergaul dengan rakyat. Akan tetapi bagi Gatot Soebroto larangan itu tidak sepenuhnya patut dipatuhi. Sering kali gaji yang aku dapat aku berikan kepada rakyat untuk mengurangi beban penderitaan mereka. Karena itulah dia selalu dapat teguran dari atasannya.

Disaat ia bertugas di Ambob. Perang ke-2 pecah. Disinilah ia menghadapi perlawan terhadap Jepang. Ternyata Jepang memiliki kekuatan yang sangat kuat. Ambonpun jatuh ke tangan Jepang. Gatoto Soebroto pergi meninggalkan Ambon dan menetap sementara di Makassar. Ia pun pergi berziarah ke makam Pangeran Diponegoro.

Menurut Gatot ia harus pulang ke Banyumas dan memutuskan untuk menjadi seorang sipil saja. Status itu tidak bertahan lama. Jepang mengetahui kemampuan pada diri Gatot Soebroto.
"Gatot seobroto ku tau kau memiliki kemampuan yang saya butuhkan, akan ku bawa kau memimpin detasemen polisi".

"Baiklah saya akan coba bekerja sama dengan kalian. Dibawah pimpinan Jepang!"

Tidak lama Gatot Soebroto dikirim ke Bogor untuk mendapatkan pendidikan untuk menjadi komandan kompi tentara pembela tanah air (PETA).

Setelah mendapatkan pendidikan Ia di angkat menjadi Cudanco ( komandan kompi) di Banyumas.

Pada tahun 1944 di suatu pantai Kompas Gatot Soebroto melakukan pelatihan penjaga pantai di salah satu pantai selatan. Pasukan yang dilatih perwira-perwira Jepang yang berasal dari satuan tempur. Ia melihat anak buahnya sudah sangat letih dan lemas.
"Berhentikan dulu pelatihannya, kita beri beberapa waktu untuk anak buahku beristirahat"
Tidak ada jawaban dari perwira Jepang akan ucapannya tidak digubris oleh mereka. 

Dengan rasa marah yang ia pendam.
"Gatot melepaskan pedang dan atributnya, buat apa saya jadi cudanco"

Dengan langkah tegapnya Ia meninggalkan lapangan.

Suasana yang diliputi ketegangan. Para pelatih diam membeku dan cemas. Karena mereka takut bila Gatot Soebroto melaporkan kepada atasannya mereka semua akan dimarahi. Karena itulah semua prajurit diperintahkan kembali ke asrama. Salah satu prawira mengambil pedang yang merupakan simbol kehormatan tertinggi.

"Hormat!!. Pa maaf atas kesalahan kami semua, tidak mendengarkan perintah anda. Saya kembalikan lagi kepada anda pedang kehormatan ini".

"Saya terima".

Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil didapat, Gatot Soebroto mengusulkan untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia menunjuk kolonial Sudirman. pada saat itu saya menjabat sebagai kepala siasat, kemudian berganti menjadi komandan Devisi dengan pangkat kolonel. Gatot Soebroto dianggap memiliki prestasi gemilang dalam Pertempuran Ambarawa.

Pada tahun 1948 terjadi peristiwa madiun yang melibatkan pihak komunis (PKI) dengan Tentara Negara Indonesia. Pemberontakkan yang terjadi di wilayah Madiun. Dengan taktik strategis dibawah pimpinan Gatot Soebroto, pemberontakkan berhasil diselesaikan. Di saat melawan PKI Gatoto Soebroto berencana untuk memulihkan keamanan, Ia berinisiatif melancarkan operasi militer. Gatot Soebroto yang diangkat menjadi Gubernur Militer Devisi II (semarang-surakarta) pada tanggal 15 september 1948. Ia dan lainnya membuat strategi.
"Atur serangan dari devisi I diwilayah timur"( dipimpin kol. Soengkono).
"Serta pasukan Mobil Brigade Besar (MBB) di Jawa Timur"( dipimpin M.Yasin).

Panglima besar Soedirman menyatakan kepada pemerintah saat itu bahwa muso bisa dikalahkan oleh kekuatan TNI dalam waktu 2 minggu saja.
Memang benar pasukan pendukung Muso dapat dikalahkan dalam waktu singkat oleh kekuatan TNI. Dan pada tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat kembali seutuhnya. Pasukan republik dari arah Timur dan Barat dipertemukan dihotel Merdeka di Madiun. Akan tetapi beberapa pimpinan kelompok kiri bersama beberapa pasukan pendukung berhasil lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, Sehingga tidak dapat tertangkap. 

Pada bulan November seluruh pasukan pimpinan Muso tewas atau dapat ditangkap. Diantaranya 11 kelompok pimpinan kiri. Gatot Soebroto berkata.
"Eksekusi Amir Syarifudin Harahap mantan Perdana Menteri Republik Indonesia, tanggal 20 Desember 1948, karena ia telah menghkianati NKRI".

Gatot Soebroto dikenal sebagai pemimpin yang memiliki banyak strategi militer yang bisa melumpuhkan orang-orang yang berusaha menimbulkan kekacawan,pemberontakkan, dan menimbulkan ketidak harmonisan terhadap sesama warga negara Indonesia. Ia dan para pemimpin berhasil melumpuhkan pemberontakkan Muso, dan pemberontakkan KGSS.
Ia juga berhasil membujuk para pemberontak agar kembali menjadi barisan TKR.

Atas pencapaian itu Aku diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium. Sejak sekarang Soebroto dikenal sebagai pemimpin yang disiplin, tegas, berani dan membela kaum yang tertindas.

Kemudian pada tahun 1953 terjadi keributan di istana negara dikarenakan tuntutan rakyat atas pembubaran perlemen ditolak. Ia dituduh sebagai dalang dari keributan. Terpukul hatinya Ia langsung mengundurkan diri dari jabatannya dan sekaligus dari kemiliterannya. Akan tetapi 3 tahun kemudian Ia diaktifkan kembali dan diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat tahun 1956. Dalam banyak hal ku berhasil melumpuhkan pemberontak pemerintah ( PRRI/Permesta) yang terjadi di Sumatra dan Sulawesi Utara. 

Setelah Sekian lama ku berjuang untuk NKRI waktunya aku beristirahat untuk selamanya. Penjajahan, peperangan, penghkianatan, ketidak adilan sudah ku alami dalam hidup ini. Jadilah pemuda yang berani dan bijak dalam membela. 

Karena setiap perbuatan dan pengorbanan tidak akan menyia-nyiakan hasil, walaupun kebanyakkan orang hanya menghargai hasil bukan perjalanannya. Jadi semangatlah dan raih apa yang kamu impikan. 

Terimakasih sudah membaca....

Astrid Santika 

XII MIPA 4

SMAN 1 Padalarang

@astridss_p

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun