Saat akan memasuki sesi acara storytelling, pendongeng harus menunggu kondisi hingga audience siap untuk menyimak dongeng yang akan disampaikan. Jangan memulai storytelling jika audience masih belum siap. Acara storytelling dapat dimulai dengan menyapa terlebih dahulu audience, ataupun membuat sesuatu yang dapat menarik perhatian audience. Pada saat mendongeng ada beberapa faktor yang dapat menunjang berlangsungnya proses storytelling agar menjadi menarik untuk disimak yaitu:
  1.  Kontak mata, Saat storytelling berlangsung, pendongeng harus melakukan kontak mata dengan audience. Pandanglah audience dan diam sejenak.       Dengan melakukan kontak mata audience akan merasa dirinya diperhatikan dan diajak untuk berinteraksi.
  2. Mimik wajah, Pada waktu storytelling sedang berlangsung, Pendongeng harus dapat mengekspresikan wajahnya sesuai dengan situasi yang             didongengkan. Agar audience dapat merasakan alur cerita tersebut.
  3. Gerak tubuh, cerita yang didongengkan akan terasa berbeda jika pendongeng melakukan gerakan-gerakan yang merefleksikan apa yang                dilakukan tokoh-tokoh yang didongengkannya. Agar audience tertarik, senang dan antusias terhadap cerita tersebut.
  4. Suara, tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan pendongeng untuk membawa audience merasakan situasi dari cerita yang n       didongengkan. Pendongeng biasanya akan meninggikan intonasi suaranya untuk merefleksikan cerita yang mulai memasuki tahap yang               menegangkan. Pendongeng profesional biasanya mampu menirukan suara-suara dari karakter tokoh yang didongengkan. Misalnya suara ayam,       suara pintu yang terbuka.
  5. Kecepatan, Pendongeng harus menjaga tempo pada saat storytelling. Agar kecepatan dalam berbicara selalu ada dalam tempo yang sama. Jangan       terlalu cepat yang dapat membuat anak-anak menjadi bingung ataupun terlalu lambat sehingga menyebabkan anak-anak menjadi bosan.
  6. Alat Peraga, Untuk menarik minat anak-anak dalam proses storytelling, perlu adanya alat peraga seperti misalnya boneka kecil yang dipakai di        tangan untuk mewakili tokoh yang sedang menjadi materi dongeng.
c. Kegiatan storytelling selesai
   Ketika proses storytelling sudah selesai dilaksanakan, tibalah saatnya bagi pendongeng untuk mengevaluasi cerita. Maksudnya, pendongeng menanyakan kepada audience tentang inti cerita yang telah disampaikan dan nilai-nilai yang dapat diambil dari cerita tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H