Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjawab Pertanyaan

18 Februari 2023   13:06 Diperbarui: 18 Februari 2023   13:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memahami konteks, fokus berikutnya adalah pada substansi dari masalah. Substansi merupakan inti dari masalah yang dihadapi dan harus dipahami dengan baik. Ini melibatkan identifikasi masalah, memahami implikasi dari masalah, dan mengidentifikasi solusi potensial.

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi sebab dari masalah tersebut. Sebab dapat berasal dari banyak faktor, termasuk kebijakan organisasi, kebijakan pemerintah, perubahan dalam pasar atau lingkungan, atau faktor-faktor internal lainnya. Dengan mengidentifikasi sebab dari masalah, kita dapat memahami mengapa masalah terjadi dan menemukan solusi yang tepat.

Proses pemecahan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa metode populer meliputi analisis SWOT, analisis gap, dan analisis PEST. Metode ini dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah, memahami situasi, dan mengidentifikasi solusi yang potensial.

Adapun menjawab pertanyaan tentang kesejahteraan petani kita saya diatas hanya menjawab berdasarkan intuisi saya dan pengalaman kunjungan-kunjungan saya ke petani di negeri sendiri maupun Thailand dan Pilipina Selatan. Tradisi sederhana itu membawa kesejahteraan relatip setempat. Maka perlu bantuan dari pemerintah ataupun NGO untuk meningkatkan Attitude dulu baru Skill mereka untuk lebih sejahtera. Tetapi opini saya ini dari pengalaman 1990 - 2010, yang mungkin sudah banyak banyak sekali perubahan saat ini. Inilah yang saya sebut diatas Common sense saja.

Artikel ini berjudul "menjawab pertanyaan" akan saya tutup dengan pertanyaan lagi: Cukupkah saat ini pertanyaan sehari hari hanya dijawab dengan common sense, atau intusi saja , atau harus selalu yang rational dan bila perlu ilmiah. ?

Pembaca yang budiman, yang segera dijawab pasti saya harap anda akan me'klik' nilai tulisan saya, yang apapun itu saya haturkan terima kasih sebesar-besarnya. Dan tolong terima pula salam hormat saya.

Ganjuran, Februari 18,2023. Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun