Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penampilan dan Jatidiri

16 Januari 2023   14:21 Diperbarui: 16 Januari 2023   14:38 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini bumi kita sudah dihangatkan oleh hal-hal pemilihan presiden 2024.  Coba saja berita ini , meskipun berat hati mengutip berita tetapi berita ini sarat dengan bicara tentang Penampilan dan jati diri :

"Puan Maharani juga menjawab terkait hubungan dirinya dan Ganjar Pranowo di internal partai. Puan menyebut kerja samanya solid. Bahkan, ia mengaku pernah menjadi Ketua Tim Pemenangan merebut kursi Gubernur Jawa Tengah.

Selain itu, Puan Maharani menjawab dugaan Megawati akan maju sebagai calon Presiden PDI Perjuangan. Puan menyatakan, Megawati yang pernah menjadi Presiden dan Wapres serta matang di dunia politik lebih baik menjadi ibu bangsa." ( lihathat di sini).

Terkait dengan kutipan berita diatas tertulis: "Baca Juga Dukung Sistem Proporsional Tertutup Pemilu, PBB Ajukan Gugatan Sebagai Pihak Terkait di MK"  di sini

Masih sedikit lagi : "Ketum NasDem, Surya Paloh, sempat bertemu dengan Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan, di Eropa pada 13 Desember 2022. Momen itu diunggah Wakil Ketua Dewan Pakar NasDem, Peter F Gontha, melalui akun Instagram pribadinya pada Jumat (13/1)". "Paloh berdiri di samping Luhut. Peter menyebut Paloh dan Luhut sebagai nasionalis sejati. Pada tanggal 13 December 2022 yang lalu juga sudah ada pertemuan antara LBP dan SP di Eropa. Mereka dua-duanya adalah nasionalis sejati, meski mempunyai pandangan yang berbeda terhadap siapa yang harus menjadi penerus pemerintahan sesudah Presiden Joko Widodo, kata Peter dalam keterangan unggahannya yang dikutip, Sabtu (14/1)." (Sumber)

Penampilan, Penampilan adalah sikap lahir dan pengakuan diri sesaat itu ketika sedang tampil, bisa menunjukkan atau memperlihatkan jati diri, bisa tidak. Penampilan atau apa yg ditampilkan itu bisa kita golongkan sebuah fenomena. Dibalik fenomena baiknya digali ada makna dan realita apa.?

Kesan dari suatu penampilan cantik molek bisa disebut Citra baik, seperti biasanya  diharapkan oleh orang yang tampil. Dan itu biasanya justru bukan Identitas atau status formal dan resmi. Penampilan pencitraan umumnya penampilan non formal tetapi itu "fenomenal".. Setiap fenomena sebaiknya dikenal dipahami ada realitas apa di balik itu?

Status formal dibuktikan oleh adanya bukti (kartu) identitas bagi kebanyakan orang,  kecuali pejabat yang tampak dalam pakaian resmi jabatan atau seragam.

Dibalik itu semua sebenarnya dipertanyakan Jati diri seseorang, Yaitu subyek dasar dari perbuatan, perilaku yg bekepanjangan,yang lebih merupakan kepribadiannya yang melekat pada seseorang.

Sekitar seminggu yang lalu saya menerima kiriman Gift bermerk Tik-Tok, dengan judul  "si Cantik." Dan itu saya kirim ke beberapa teman WhatsApp. Dan saya tambahkan pertanyaan: "Apa pendapat anda?"

Memang kasus yang saya angkat karena masih terus menjadi perbincangan publik, seperti diberitakan disini : "Perdebatan di antara publik tentunya cukup beralasan. Hal ini dikarenakan dari sisi kajian politik pernyataan Megawati memang benar adanya, namun di sisi yang lain pernyataan tersebut tidak tepat untuk dilontarkan oleh seorang ketua umum partai politik kepada Presiden sebuah negara. Hal ini juga diperkeruh dengan label petugas partai yang disematkan oleh Megawati kepada Presiden Jokowi.

Pakar menganggap bahwa pernyataan Megawati yang menjadi perdebatan publik hanyalah masalah perbedaan persepsi dan gaya bahasa belaka. Tentunya hal ini yang menarik minat penulis untuk memberikan kajian lanjutan. Penulis yakin bahwa hal-hal seperti ini tidak hanya terjadi oleh orang-orang tersohor tetapi juga masyarakat sipil atau orang biasa".( Sumber)

Namun bagaimanapun ada pihak yang menyusun tinjauan itu dari sisi-sisi yang beda termasuk menjadi humor yang sarkastik. Saya sendiri melihat manusiawilah sekali waktu di lingkungan terbatas orang narsistik, melihat jati dirinya yang ingin ditampilkan.

Terhadap kiriman (TikTok) dan pertanyaan tersebut diatas tadi ada beberapa macam jawaban sbb:

1. Tak jelas konteksnya (waktu dan tempatnya), no komen (2 orang)

2. Sulit mememberi koment.(2 orang)

3. Tak jelas konteksnya, tetapi sempat menggali realita dan beropini.(2.orang)

4. Mengatakan "tak jelas maksudnya tetapi sudah punya opini dan itu dipakai memperkuat opininya".(beropini negatip)(seorang)

5. Berpendapat itu tidak penting tak ada waktu untuk yang demikian.(3 orang)

Dari permainan kecil ini saya mendapat pembelajaran antara lain demikian:

A. Berkomentar ataupun tidak, menanggapi ataupun tidak, bagi saya itu pratanda bahwa terhadap penampilan seseorang sebenarnya positip atau negatip terbaca ada opini yang diberikan. Bagi saya orang itu berpendapat, kritis, super kritis atau tidak peduli.

B. Sebenarnya berpendapat tidak berarti harus mengikuti pesan yg disampaikan. Tetapi membuat pendapat sendiri sesuai kesadaran dan pemikiran sendiri setelah menerima menggali realita tersaji dari kiriman dan pertanyaan sebagai suatu tantangan. Apa jeleknya.?

C. Oleh karena itu yang harus diperhatikan menghadapi nanti pada masa kampanye, apalagi bila diselenggarakan dengan sistem terbuka, bahwa sajian sajian yang ditampilkan harus dipahami dan ditangkap makna dan artinya, dan atas itu orang harus sendiri kembali kejatidiri sendiri dan baru berpendapat sesuai dengan konteksnya.....

Catatan, kewaspadaan itu bukan nanti saja diwaktu ada kampanye, tetapi sejak anda sadar ini zaman PostTruth bukan ?

Dan artikel kecil ini sekedar catatan kecil pula: tentang Penampilan dan Jatidiri orang manusia anak zamannya. Semoga berarti bagi Pembaca Yth.

Tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, Januari 16, 2023.  Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun