(Tiga hal urgen di refleksi : Pemikiran, Kebiasaan, Kerentanan)
Tutup-Buka Tahun Lama ke Tahun-Baru ada dua kebiasaan. Pertama: Pesta,Syukur dan liburan, suka cita, dan yang kedua : Tutup buku dan Evaperca. Untuk itu semua setiap keluarga/lembaga mempunyai selera dan kepentingan masing-masing.
Dalam kehidupan sehari saya amati banyak orang yang tidak sukup beruntung bisa mengalami bagi dirinya atau keluarganya peristiwa istimewa nya "Waktu" tersebut.Â
Beruntung pula umat beragama yang beribadat mendengar khotbah ...dan berrefleksi.. Tetapi banyak juga yang tidak sedemikian beruntung. Padahal manusia tercipta dalam proses waktu yang sama : Lahir dan Mati. Â Sukacitanya ibu yang melahirkan, dan duka laranya mereka yang nanti akan ditinggalkan. Diantara keduanya itu adalah "waktu dan kehidupan".
Saya ingin berbagi untuk mereka yang kurang beruntung itu permenungan mendasar dalam kehidupan yang sederhana tetapi ditengah dunia yang semakin rumit dan sulit dipahami. Tentu saja melalui Yth Pembaca tulisan ini yang berkenan menjadi pantulan reflektif bagi mereka yang kurang beruntung itu.
Demikian maka Materi Evaperca selengkapnya mengambil orientasi Waktu menjadi sebagai berikut:
Materi keSatu, Pikiran, pola pikir, sudah sering kita pakai istilah Mindset, suatu kondisi pribadi yang sudah terbentuk dari masa silam, masa sesaat, dan mengarah kedepan, masih dalam sanubari. Tetapi disana awal penampilan kehidupan seseorang dengan tanggung jawabnya. Â Maka disini pula penting dan urgennya evaperca dimulai.
Materi keDua, Tindakan, Perilaku, atitut, Kebiasaan. Â Tindakan seseorang pada dasarnya adalah buah dari pikirannya. Bisa buah pikiran itu sebagai buah murni dari pilihan pribadi seseorang, bisa pula suatu reaksi atau respon dari situasi kondisi lingkungan, tetapi itu sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karenanya lebih di tampak-kan pada kebiasaan, atau tindakan yang berulang kali dilakukan. Dengan frekwensi perulangan yang tinggi membuat orang menjadi kadangkala lupa akan sejauh mana itu harus dipertanggung jawabkan. Maka disitulah urgennya Kebiasaan justru harus di evaperca.
Materi ke Tiga, Kerentanan  /  Ketakutan Melihat kedepan.  Kerentanan (vulnerability) merupakan hasil dari kondisi dan proses yang dipengaruhi dari bahaya yang berasal dari alam, bencana tehnologi, atau kondisi ekstrem tertentu. perspektif kerentanan mencakup pada kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan (Pine, 2009). Tetapi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online kbbi.web.id rentan Definisi/arti kata 'rentan' adalah 1 mudah terkena penyakit; 2 peka; mudah merasa / reaktif terhadap ketimpangan dan dominasi .
Seorang Kompasianer, Joshua Michael Ahuluheluw menulis tentang Stress dalam arti yang positip mendekati situasi kerentanan sebagai berikut : "Stres didefinisikan sebagai reaksi kita, baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis), apabila ada ancaman perubahan dari lingkungan yang mengharuskan kita menyesuaikan diri. Berdasarkan pengertian tersebut, sebenarnya kehadiran si "stres" ini baik. Ia hadir untuk membantu kita merespons perubahan mendadak yang tidak sesuai dengan harapan kita. (https://www.kompasiana.com/joshuamichaela/639b35de4add ee780977fd32/respon-psikis-ketika-mengalami-stress).
Sementara itu seorang Malikah Nur Laili misalnya menasehatkan suatu "Upgrade Niat". untuk justru melawan kebosanan dalam rutinitas, pemurnian niat, pelurusan dari niat yang melenceng, peneguhan niat.(*) Â
Pemurnian niat menurut pemahaman saya lebih jauh dapat merupakan langkah kembali kepada hakekat dan fungsi awal sesuai kehendak Allah. Dan itu menuntut kesediaan bertobat, mengubah hidup, mengubah sikap dan gaya kerja pribadi sebagai tanda keberanian hidup bukan kelemahan.
Evaperca yang jujur dalam kehidupan kita justru membuahkan kebaranian terbuka menerima pembaruan dari Roh Semangat  dan menyadari bahwa keras hati atau keras kepala itulah sebenarnya kelemahan.
Jadi pada dasarnya Evaperca Pribadi itu untuk tujuan positip. Bukan mencari kelemahan. Akan tetapi bisa saja kita melalui cara meneliti dosa, kekurangan-kekurangan dari target target yang sudah pernah disusun sebelumnya.
Akan tetapi bisa dicontohkan dan disarankan disini Evaperca melalui cara positip dengan cara menyusun Niat dan langkah yang positip sesuai tiga materi yang sudah kita pilih dari awal. (pikiran/sikap,perbuatan/kebiasaan, kerentanan/stress). Sebagai tawaran saran atau contoh sebagai berikut Â
Satu, A, Apa yg terpikirkan PIKIRAN POSITIP Â : Berfikirlah selalu yang sederhana saja, tetapi yang bermutu, bermakna, bernas, tentang sesuatu yang nyata, dan dapat dikerjakan, alhamdulillah:ada pemahaman untuk kemajuan.
Satu, B, Bersikaplah sebagai orang yang bisa dipercaya dihandalkan, syukur bisa merupakan kesediaan membantu sesama, memberi "sesuatu", dan bisa menjawab kebutuhan, dan itu memberi kenyamanan terhadap sesama.
Dua, Biasakan Bekerja dengan ketekunan, Biasakan bekerja dengan perhatian penuh atau fokus. Biasakan setiap mulai bekerja langkah itu sudah dipertimbangan baik-baik.. Dan Selesaikan kerja anda, sampai selesai. Karena itu bekerjalah bukan jumlah tetapi mutu (Non Multa Sed Multum).
Tiga, Menghadapi kerentanan apa lagi Stress, bahkan kebimbangan hingga ketakutan, saya menawarkan Semboyan/Adagium  :BAHAGIA UNTUK PRESTASI. (BUKAN BAHAGIA KARENA PRESTASI)* Orang harus siap selalu untuk bahagia agar bisa berprestasi. Caranya :  Buatlah acara, rencanakan acara kerja dan kegiatan didalam dan diluar pekerjaan/dinas.  Boleh sekali waktu untuk yang penting menunda mata acara demi kepertingan yang lebih besar. Programkan mata acara untuk meneliti buah kerja, siapkan waktu untuk refleksi. Siapkan wajah untuk TERSENYUM. Pikirkan apa yang dibutuhkan, yang bermanfaat, dan yang kita suka.
Tutup Buka Tahun......Liburan. Catatan mengenang mendiang anak saya pertama, 5 tahun yang lalu Natalan kami kunjungi dirumahnya di Jakarta. Saya dan isteri dari kampong berliburan. Biasa juga kami diajak ke pusat pembelanjaan mewah dan besar. Tetapi diluar dugaan saya kami dan cucu kami, anak mereka, diajak berkunjung ke sebuah Rumah Yatim-piatu. Tak pernah terpikir oleh saya kunjungan ini, karena rumah kami dikampung berdekatan dengan Panti Asuhan Yatim-piatu. Tetapi ini lebih-lebih demi pendidikan anak mereka.
Kebetulan saja beberapa hari yang lalu melalui WAgroep memberi gagasan tentang Kunjungan : Mengunjungi orang pinter, orang tua, saudara/kakak kandung; untuk mendapat masukan dan pencerahan yang memotivasi kehidupan. Mengunjungi Rumah Sakit dan atau Pemakaman untuk merasakan dan mengasah rasa belarasa.Â
Mengunjungi sebuah pabrik, atau lokasi pembangunan untuk menghayati derita kerja dan mungkin juga bahagianya bekerja. Demikianpun mengunjungi tempat belanja mewah menyadarkan bahwa kita tidak sehebat kebanyakan pembeli karena kita bekerja kurang rajin/giat. Atau juga akan menyadarkan kita untuk tidak terlalu peduli tentang hal yang tidak membawa makna,manfaat, karena hidup lebih penting daripada apa pun!
Pembaca yang budiman, dimuka sudah saya sebutkan sebuah harapan, kiranya berkenan menjadi pantulan reflektif bagi mereka yang kurang beruntung itu. Atau mungkin melalui kunjungan persaudaraan bagi siapa saja yang kurang beruntung di hari Tutup Buka  dibawa kedalam kebahagiaan.
Demikian menyongsong Peristiwa Pesta Natal dan Tasyukuran Tahun Baru saya sampaikan permenungan ringan dan sederhana. Dan saya percaya yang menjadi harapan saya akan berkenan bagi Yth Pembaca tulisan ini.
Tetapi tolong terima Salam hormat saya.
Ganjuran, Desember 21, 2022. Emmanuel Astokodatu.
Bacaan dan Referensi :
(*) Malikhah Nur Laili, "Upgrade Niat" dalam "Jendela Inspirasi" Penerbit dan penghimpun  "Komunitas Berkarya Bersama" (www.facebook.com/komunitasberkaryabersama)
** https://www.kompasiana.com/joshuamichaela/639b35de4add ee780977fd32/respon-psikis-ketika-mengalami-stress
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H