Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Sederhana Jembatan Perbedaan Sosial

25 Juli 2022   14:06 Diperbarui: 25 Juli 2022   14:40 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pribadi sederhana itu tidak sama dengan orang miskin, tidak sama dengan orang bodoh, tidak berarti orang gagal dan kalah. Saya berpendapat sosok sukses seperti misal siapa itu Jokowi, beliau berkepribadian yang sederhana, tulus, dan teguh pegang prinsip..

Krisis Ekonomi Global diberitakan mengancam kebangkrutan 60 negara didunia ini. Konon itu belum menyentuh NKRI, tetapi pemikiran apa yang bisa kita bayangkan sebaiknya kita dapat melihat kedepan.  Kerawanan negeri Bineka Tunggal Ika adalah pada perbedaan sosial, ekonomi maupun SARA.  

Hari ini saya membuka lagi sebuah buku kenangan keluarga sahabat. Buku kenangan dan biografi berjudul tertulis dengan huruf besar : "URIP PRASAJA. - Hidup Pribadi Sederhana". -Tercetak bagus untuk lingkungan sendiri, mengenang genap seribu hari meninggalnya seorang bapak, suami, saudara dan menantu dari para penulis. Terhitung sejumlah 10 penulis dengan 21 buah kisah kesaksian dengan Pengantar dan Penutup.

Disebut dalam Pengantar maksud buku itu untuk mengenang, bersaksi, berbagi kisah sederhana tentang pengalaman mendalam hidup bersama pribadi yang terkasih. Melalui kisah itu mereka mau juga bersyukur kepada Tuhan, dan berterima kasih kepada semua yang telah memberi perhatian, bantuan dan doa bagi Almarhum dan keluarga sehubungan peristiwa duka itu sebelum dan sesudahnya.

Almarhum Bp. H.Jomulyo (1940-2016) seorang guru SMP, pensiun th.2000 dan aktif dalam kegiatan untuk dan diantara umat Kristiani baik di lingkungan setempat maupun wilayah gereja lebih luas. Seorang bapak keluarga yang sukses mendidik anak-anaknya. Semua anaknya berhasil dalam studinya dan salah seorang putranya menjadi seorang Pastur. Seluruh hidupnya berkesan mendalam bagi orang terdekat sehingga menulis kisah pengalaman hidup bersama dia, yang meninggal April-05, 2016..

Tertulis dibuku kenangan itu :"Kami ingin mengenang Bapak sekaligus ingin berbagi pengalaman kegembiraan dan kedekatan dengannya. Kami tentulah banyak belajar dari hidupnya yang sederhana, berprinsip kuat dan berakar mendalam pada iman ....Darinya kami belajar hidup lepas bebas tidak terikat kepada hal-hal duniawi. ........Darinya kami belajar berkorban demi kebahagiaan orang lain, terutama bagi keluarga kami ini yang dicintainya."

Keberhasilan tidak selalu harus menggunakan kemewahan, itu banyak kesaksian. Tetapi tidak semua menemukan kiat itu. Banyak kita kita mengejar kelengkapan cukup hingga kemewahan untuk menjadi sukses dan berhasil dalam kehidupan.

Marilah kita tengok sedikit demi sedikit. Tentang "Berhasil dalam membina keluarga" saya ambil suatu saran tegas dan sederhana dalam cara penyampaian juga dari "Terlalu Banyak Aturan - Kompasiana.com." Lagi lagi oleh rekan Roselina Tjiptadinata yang intinya tentang Membina Keluarga. Dikemukakan gejala anak tidak betah-tidak nyaman ada dirumah. Diwaktu libur tentu memilih keluar rumah.  Itu sebagai indikasi kegagalan Mendidik Anak. Dimana anak merasakan: Beban tugas rumah tangga terlalu banyak. Beban tugas yang seharusnya tugas ortu dibebankan pada anak. Beban tugas itu  menyita kesempatan bebas kegiatan pilihan. Nah,Sederhana itu jangan ada yang terlalu banyak, juga hal aturan, betapapun perlunya adanya pengaturan dalam Pendidikan". (Sumber) 

Dari kehidupan seorang guru Sepuh Jomulyo tersebut dimuka kita diberi gambaran dari hidupnya yang sederhana, berprinsip kuat dan berakar mendalam pada iman ; hidup lepas bebas tidak terikat kepada hal-hal duniawi ; siap berkorban demi kebahagiaan orang lain, terutama bagi keluarga yang dicintainya. Dan dari "guru-kompasianer" tersebut diatas singkat saran untuk suatu keberanian yang cerdas melepas segala yang berkelebihan.

Dalam sejarah bangsa ini memang pernah ada gelombang gerakan Hidup Sederhana :  Bung Karno presiden RI pertama dalam usaha "Nation Building", menawarkan beberapa sikap hidup untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa. Sementara tawaran nampak sebagai upaya menanggulangi meresapnya pengaruh budaya asing. Menghadapi "kultur asing" yang mewah, yang kapitalistik, dan mahal untuk bangsanya, ditawarkan cara dan "Pola Hidup Sederhana". Pada era Ordo Baru pun pernah dilarang diperdengarkan jenis musik tertentu bahkan gaya potong rambutpun disosialisasikan oleh pejabat negara.

Disini saya pun pernah menulis serentetan opini menurut cara berfikir wong cilik. Tentu pola pikir sederhana itu saya kira dapat menumbuhkan pola hidup yang sederhana pula. "Cara berfikir wong cilik" itu boleh dibilang sederhana tetapi menyeluruh, (holistic), nuansa dari pengalaman penderitaan, harapan, iman dan tradisi dari nenek moyang.

Pola pikir Wong Cilik  menurut kita mencampurkan pandangan politik, agama, moral, social keseharian . Itulah pola pikir yang diungkapkan secara sederhana, tetapi muatannya luas sesuai perasaannya.  Ungkapan perasaan hati wong cilik, pada kenyataannya tidak pakai pandangan politis, tidak juga berkacamata ilmiah. Akan tetapi semua itu membuahkan tindakan nyata yang sesuai dengan hati nurani, rasa keadilan, kepatutan keseharian, sehingga menghasilkan komitmen yang sesungguhnya.  

Seorang Mary Carlomagno,dari New Yersey, USA., penulis dan aktivis penggerak hidup sederhana yang sukses di Amerika menawarkan langkah yang sederhana, pramatis. Itu untuk memperolah pencerahan untuk hidup penuh gairah dan sukses berkembang dalam hidup sederhana sesuai gayanya di Amerika.  Belajar dari dia di bukunya "Secret of Simplicity  - learn to live better with less" (*) ........ "Belajar hidup lebih baik dengan mengurangi", secara sistematis hidup sederhana itu merupakan Sikap Batin dan Siap-Laksanakan, yang berproses meniti beberapa perspektif dan unsur kehidupan. .

Memahami Pola Pikir Hidup Sederhana gaya Wong Cilik bangsa kita saya mengajak mempertanggungjawabkannya menelusuri sistematika orang Amerika. Setiap langkah dalam proses bisa kita katakan suatu nilai tersendiri, tetapi itu baru sempurna bila diselesaikan hingga ujung pemikiran. Secara singkat unsur hidup sederhana itu adalah sebagai berikut :

(satu) Sikap batin Siap untuk Melepas.(Release)  Ada dua contoh yang bagus adalah saat kita berpuasa dan/atau pantang kenikmatan/fasilitas/nafsu, kemarahan; dan saat orang bepergian membawa beban dibatasi. Ada warna memaafkan dan toleransi.

(dua)  Sikap batin Siap untuk Menyederhanakan ( Simplify). Diantaranya membedakan apa yang hakiki dan apa tambahan. Sesuai masalahnya ambil pemecahan yang efektip.

(tiga)  Sikap batin.Siap untuk Menggali kekayaan (Treasure) Dari yang fisik hingga yang non fisik harus diperhitungkan kemampuan kita kekayaan kita untuk berjuang dengan penuh gairah.

(empat) Sikap batin.Siap untuk Memusatkan perhatian (Focus); Do what you do. Age quod agis. Ada warna profesionalitas.

(lima) Sikap batin Siap untuk Menabung (Invest). Biarpun miskin belajarlah kebijakan dan upayanya orang bermodal dan pelajari liku liku usaha hingga sikap keterbukaan dan berrelasi..

(enam) Sikap batin Siap untuk Menemukan barang baru (Discover). Belajar adalah langkah hidup yang waspada, cermat kearah semua jurusan pandang dan kegiatan.

(tujuh) Sikap batin Siap untuk Mengusahakan meraih impian(Thrive). Orang kaya atau miskin berhak meraih cita-cita dan orang terpandang atau orang tersingkir berhak sama untuk perkembangannya. Saling belajar akan menemukan kebijaksanaan atau cara pendekatan yang efektrif dan efisien dalam kehidupan.

Belajar dari Mary Carlomagno orang Amerika ini, aktivis sosial yang sukses membina "kaum miskin" di Hoboken New Yersey, saya merasa bodoh dan malas, atau saya menemukan nilai-nilai kehidupan baru untuk Tindak lanjut yang Berkembang dengan Kesederhanaan, yang mungkin bukan maksud orang Amerika itu.

Sederhana, Kesederhanaaan, Symplicity, Simplex, simple yang tidak sederhana tatapi bijak. Sym- sum- cum - semua  > plex - susun, gabung. Menggabung menyusun semua dalam kesederhanaan. Dia Mary itu menulis Secret of Symplicity, dia menyusun bermacam kebijaksanaan sifat orang orang atau perilakunya yang umumnya orang melihat sebagai posisi yang berlawanan. Dia melihat cerdas paradoksal tersusun menjadi kebijaksanaan kesederhanaan.

Kesederhanaan yang pandai melepas yang bukan prioritas, keinginan atau kebutuhan dari orang miskin apa kaya. Dia paham kemerdekaan dan/atau Peraturan, jalan santai yang panjang atau jalan pintas, yang efisien. Hidup sederhana menerima ilmu dari orang lain baik pejuang maupun penikmat fasilitas dan pengguna energi untuk kedepan dan kemajuan.   

Belajar menabung dan atau investasi. Semua tersusun dalam systematika Symplicity yang cerdas balajar dari kondisi paradoksal. Dan dengan prinsip demikian orang sesuai kondisi masing-masing menentukan pilihan untuk tindak lanjut mengembangkan diri..

Demikian Cara pandang dan sikap batin yang terbuka bagi banyak pihak untuk maju berkembang bersama ini semoga menjadi salah satu kiat menjadi jembatan perbedaan sosial dan ekonomi menghadapi kerawanan memasuki situasi kedepan yang tidak pasti. Hiduplah sederhana sekuat apa kita masing masing, tetapi sesederhana untuk maju, sederhana untuk berkembang, sederhana untuk bertahan, dan sederhana hidup bersama jauh dari kerawanan SARA.

Hidup Sederhana Jembatan bagi Yang berseberangan dalam Kehidupan Sosial karena toleransi dan saling pemahaman. Semoga menjadi pertimbangan bagi Pembaca Yth. Tetapi tolong terima Salam hormat saya.

Ganjuran, Juli-25, 2022.  Emmanuel Astokodatu.

Bacaan :

@Buku Kenangan : Urip Prasaja, 10 Penulis Keluarga Hubertus Djomulyo.

@ Mary Carlomagno, Secret of Simplicity- Penerbit : Chronicle Books LLC. San Francisco, California 91407  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun