Bersyukur ada Pesan Paskah : Pengalaman batin dan managemen kuhidupn pribadi, tetapi Penulis  lebih menjadi refleksi pada hut nya sendiri ini...... Umur panjang adalah proses pertumbuhan dan pengembangan panjang. Dari bayi bertumbuh berkembang semakin utuh kemanusiaan dalam kedewasaan.Â
Pada awalnya proses belajar dan menerima pendampingan. Pada usia 24-29, hidup belajar mandiri. Pada usia 30-70 sungguh hidup sepenuhnya dengan beban tanggung jawab dan suka dukanya berkeluarga bermasyarakat luas. Selain ditandai oleh kehidupan ekonomi juga sosial politik dan keagamaan.
(10 th mengendalikan usaha, 15 th aktivis parpol. 20 th aktivis lsm). Dalam pada itu terjadi berbagi pengalaman oleh dan bersama kelompok saudara-saudari berbagai iman dan kepercayaan.
Pada usia selitar 70 tahun mengawali bermain di Facebook masih kutulis bahwa masa lalu itu selalu nostalgia indah, dan masa berhenti makan gaji seperti hidup ini dahulu di syukuri,dan karena indahnya masa depan disyukuri sebagai bonus.Â
Tetapi ternyata itu kurang benar. Memang boleh diakui masa tua ini masa pengendapan, sehingga sedikit atau banyak ada rasa kebijaksanaan.
Tetapi Hidup meski tanpa pekerjaan dan tidak makan gaji, berkurangnya jangkauan pergaulan, dst. Ya memang masih hidup, bukan sekedar bonus (konotasinya hadiah dst) tetapi tetap ada tanggung jawab dan upaya tiada henti belajar dan bertindak di jalan Tuhan, dengan syukur dan istikomah.Â
Ramadhan 2022
 Puasa dan menahan diri. Kebetulan bersamaan di tahun 2022 ini Persiapan Paskah kami pun berpuasa berpantang. Padahal di tahun 2013 saya menulis ada hal yang sulit bisa ku berbagi karena perbedaan iman. Ternyata itu tidak benar.Â
Banyak hal kita bisa mengalami kesamaan, untuk bisa merasakan bukan perbedaannya tetapi bisanya kita berbagi pengalaman suka dukanya berbulan puasa.
Ketika sebelum ada pandemi warga masih bebas berkumpul, kami dalam lingkungan rukun tetangga masih sanyat banyak peluang berdialog berbagi cerita seputar puasa dan.......kenaikan harga daging telur cabe dll yang dirasa biasa ,sejak dulu demikian mekanisme pasar.
Pandemi memang mengurang kesempatan berbagi rasa dan pengalaman keseharian Akan tetapi penggunaan sosmed bisa membantu sedikit seperti tulisan demikian ini.Â