Suara Hati, Disiplin dan KesungguhanÂ
Suara hati adalah suara pribadi/diri sendiri yang asli bersih dari pelbagai hambatan dan kendala, yang bisa kita alami dalam keheningan. Atas dasar suara hati kita bisa berbuat tindakan yang murni menjadi tanggung jawab kita. Artinya menjadi tanggung jawab adalah layak diberi reward layak diberi hukuman. Perbuatan yang layak menerima secara asli pahala yang menjadi haknya. Sebab hanya juga asli haknya pahala atas perbuatan yang bersungguh-sungguh. Semua dilakukan mengandaikan keheningan batin.
Disiplin tuntutan untuk membawa kepada keheningan batin. Disiplin adalah ketaatan akan azas, ketaatan akan rancangan dan aturan yang sudah dibuat sendiri atau bersama. Menjadi diri sendiri, memperoleh Suara hati yang asli, bisa membuat tindakan berkesungguhan dan berhak atas pahala hanya melalui bekerja keras "menahan diri." dalam keheningan batin.
Tetapi menahan diri adalah suatu bentuk pengendalian diri sejalan dengan ibadat puasa. Melalui disiplin untuk keheningan dan menjadi diri sendiri adalah suatu pilihan. Pilihan untuk kepentingan diri sendiri dan kebersamaan sosial. Pilihan juga satu jalan membangun nilai kepribadian.
Nilai yang mau kita capai dan kepribadian adalah anugerah yang harus kita terima, rawat dan syukuri.
Catatan penutup, Â tak ada yang bisa saya bagikan lagi selain Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, dan ......mohon maaf bila ada kesalahan, tetapi saya yakin Kebijakan Ramadhan 2022 dari Pemerintah bukan undang-undang melainkan Undangan untuk berpuasa gaya baru dalam keheningan batin..
Ganjuran, April, 09,2022, Emmanuel Astokodatu.
Ref. 1) Alex Dirdja SY, Â "Bertemu Tuhan Dalam Keheningan". Perb. Obor, Jak.2017
    2) I.Suharyo, "Pusat-Pusat Kehidupan" Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H