Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kebijakan Ramadhan 2022, Itu Tantangan Aktual

9 April 2022   14:11 Diperbarui: 9 April 2022   14:18 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebagai permenungan keagamaan buku itu memaparkan pertumbuhan kejiwaan orang beriman, yang kadangkala menyadari hidupnya sebagai panggilan hidup dan amanat dari Tuhan.

Maka hidup ini benar benar harus kita hayati sebagai proses diri sendiri,dan dinamika yang melibatkan Pekerjaan Allah Sendiri. Diri Sendiri itu menghadirkan amanah dan Karya Allah. Apalagi bagi mereka yang berpuasa suci menjalankan amanatNya.

 

Dinamika kejiwaan, yang berjalan terus.

Kegiatan berfikir yang terus menerus dipaparkan secara bagus oleh Kardinal Ign Suharyo, Uskup Agung Jakarta, rupanya ketika masih sebagai dosen di Seminari Tinggi Yogyakarta. Diawali dengan kesadaran sebuah tujuan realita kehidupan yang sedang kita kupas yaitu "penilaian diri sendiri".:  "Kalau kita menghandalkan hasil hasil karya kita sebagai satu satunya unsur untuk menilai diri kita, kita akan menjadi seorang yang defensif dan posesif. Kita akan melihat teman saudara-saudari kita sebagai seorang musuh, yang harus kita hindari daripada sahabat-sahabat yang dapat kita ajak berbagi rasa dalam anugerah-anugarah kehidupan".

Penilaian diri kita yang kita lakukan melalui keheningan dipaparkan dengan indah, justru dimulai dengan paparan betapa susahnya beliau berjuang untuk berrefleksi. "Refleksi adalah memberi perhatian secara sadar terhadap peristiwa, atau gagasan, gambaran serta perasaan yang berhubungan dengan peristiwa itu. Kegiatan itu menuntut digunakannya kekuatan kehendak dalam usaha yang jelas. Juga dituntut disiplin, ketekunan, kesabaran, ketekunan dan energi mental yang banyak. Berrefleksi  adalah sungguh bekerja dan tidak dapat dilaksanakan dengan mudah."

Setelah dipaparkan suatu kegiatan berfikir yang terus menerus yang merupakan kegiatan refleksi, kita diajak membayangkan kegiatan berfikir yang pasif, santai, spontan, pra-reflektif, sadar tidak sadar atau tidak dikehendaki dan terjadi.

 Jenis kegiatan berfikir seperti itu mungkin termasuk juga pemikiran kreatif, kreativitas. Pemikiran ini masih membutuhkan energi positif aktif. Sementara pikiran yang pasif murni spontan, seperti dikatakan "terpikir olehku", itu taraf kegiatan yang perlu diwaspadai. Sebab pemikiran yang seperti itu yang kerap kali membuat kita cemas atau gelisah. Pemikian seperti ini (digunakan istilah bagus)"sering menyusup" kedalam kesibukan berfikir yang dikehendaki, seperti belajar, bekerja dsb. Nak apabila terpikir akan peristiwa negatifn dan berkembang denga imaginasi atau praduga tanpa pembuktian, akan mempengaruhi emosi negatif, cemas, gelisah, marah . Yang positip pun bisa menjadi harapai yang sia sia. Asupan susupan seperti ini berjalan mewarnai pemikiran dan perbuatan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara penuh.

Pemikiran berjalan terus bahkan sampai saat kita sedang tidur. Impian adalah pengalaman batin yang tidak jelas, tidak disadari tidak dikehendaki. Nah , ketika jalannya pemikiran menjadi diramu (reflektif,pasif/terpikirkan,dan impian) unsur reflektif menjadi yang terlemah maka mutu perbuatan kita pasti paling tidak tertanggung-jawabkan.

Tetapi Kegiatan berfikir yang bermutu reflektif pada dasarnya kegiatan kepribadian. Pribadi /diri sendiri  yang kita temukan dalam keheningan itu. Dan dalam pada itu pribadi/diri sendiri itu memiliki kesungguhan dalam berproses berfikir.

Maka entah terpengaruh entah tidak, tetapi pemikiran reflektif yang kuat dan mungkin masih diteguhkan oleh sisipan niat berdoa, saya beranggapan kita disana bisa mendengar yang disebut Suara Hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun