Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Tua Ketika Memenuhi Panggilan Hidup

22 November 2021   18:41 Diperbarui: 22 November 2021   18:55 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu sebenarnya demi perikemanusiaan yang adil dan beradab, lansia masih lazim mendapat kehormatan dalam keluarga masyarakat kita. Dalam keluarga ayah saya tempoh hari masih ada tiga orang lansia terhormat, nenek saya itu ibunda dari ayah, ibunda dari ibu saya, dan nenek dari ibu saya. Mereka ini sangat dihormati dan dijaga oleh segenap anggota keluarga jangan sampai kelelahan atau berjalan terantuk mungkin hingga terjatuh.

Penghormatan dan penempatan lansia dalam pelbagai budaya lokal di Indonesia tidak semata disisihkan keatas, tetapi sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan masih diminta petuah atau petunjuk adat dan moral kemanusiaan.

Demikian itu Lansia yang membutuhkan bantuan. Tetapi itu pula adalah tetap subyek yang mempunyai kesadaran tentang (penempatan) dirinya sendiri. Dengan kata lain mereka subyek yang sadar "menjadi tua", yang masih harus "memenuhi panggilan-hidup" sesuai kesadarannya.

Proses "memenuhi panggilan hidup dan menjadi tua" itu sebenarnya sudah mulai sejak orang memasuki hidup kerkeluarga. Lelaki perempuan bahagia menjadi ayah dan ibu. Yang dahulu harus bertanya, minta izin, menghormati, begitu menjadi ayaha bunda ditanyai, diminta, dan dihormati. Dalam masyarakatpun mungkin dituakan dan dihormati.

Selanjutnya pula proses menjadi tua ketika melepas anak-anak menjadi dewasa yang mandiri lepas dari ikatan lingkungan sempit. Tetapi apa sebenarnya yang terjadi.?  Kasih sayang ayah bunda melebar kepada menantu dan keluarga besan pun masuk dalam cakupan kepeduliannya. Kasih sayang kepada orang lain menjangkau lebih luas.

Proses memenuhi panggilan hidup itu semakin identik dengan "menjadi tua" yang disadari bersama bertumbuhnya cakupan kepedulian sosial  Dan itu ditampakan dalam setiap tahap bertambahnya keluasan orang-orang yang menjadi perhatiannya. Dari anak ke cucu dst.

Proses menjadi tua juga menjadi jalan kasih sayang kepada sesama semakin luas. Tetapi dalam hidup sehari hari boleh dipertanyakan : Apakah hal itu cukup disadari "menjadi tua jalan menjadi luasnya kasih sayang" ?  Saya kuatir  yang lebih dipikirkan orang semakin beratnya beban beaya hidup.

Sebab memang proses menjadi tua juga harus menghadapi tantangan dari kelompok angkatan umur. Tidak jarang ada konflik antara ayah dan anak. Konflik antara kelompok generasi muda dengan generasi lebih dewasa dan sebagainya. Proses menjadi tua sangat sering terpaksa membuat kesepakatan pasif dan tanpa rumusan tegas. Lebih lunak dikatakan proses menjadi tua sering harus berkonfrontasi dengan keadaan nyata yang tidak mendukung. Maka dari itu Proses menjadi tua dari seorang subyek merdeka juga harus merupakan dambaan dan upaya, bukan sekedar hadiah dari orang lain.

Sudah banyak kata bijak diberikan kepada lansia dalam berproses lanjut menjadi tua. 

(A)Maka  Marilah sekali waktu merenungi kembali proses hidup panggilan kita. Asiik lho kembali kehulu seperti harus mengarungi jeram-jeram diarus deras kehidupan, untuk lagi mengalami perasaan suka duka ketegangan dan keriaan dan untuk kemudian dapat menemukan kepenuhan gairah hidup dihilir yang tenang dan dalam.

(B)Maka merunut pandangan G.N.Aswin tersebut diatas saya pun ingin menegaskan bahwa akhirnya menjadi tua itupun adalah jalan kita menuju kepada diri sendiri dan sesama dalam kasih sayang kebersamaan mengikuti proses panggilan hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun