Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seksualitas yang Saya Saksikan, Bukan Main

20 Juli 2021   09:16 Diperbarui: 20 Juli 2021   09:17 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu berita kejutan lagi dalam judul ini : Please, Bun Jangan Lagi Anggap Pelecehan Seksual Itu Hal Normal (msn.com).  Ucapan anak yang mengatakan bagi saya ketika  ayah atau bunda dididik oleh anak dibiang seksualitas. Bukan main.

Bila masih kurang, ada saran ini : Baca juga: 'Menikah dengan pemerkosa', undang-undang di 20 negara yang membebaskan pelaku'..... 'RUU PKS disebut urgen karena 'ribuan penyintas tak bisa akses keadilan'...... 'Pelecehan seksual di ruang publik: 'Saya membawa trauma itu setiap hari' 

Seks dinegeri kita .....penting juga dicatat tentang upaya pihak berwajib ini : Polisi Gerebek Gerai Pijat Plus-plus yang Beroperasi saat PPKM Darurat di Medan (msn.com) Dilanjutkan  "Beroperasi Saat PPKM Darurat, Tempat Hiburan Malam di Jatinegara Langsung Disegel Petugas!". Kasus hukum di Medan, dan Jatinegara.

Seksualitas didunia yang semakin terbuka.  Dunia yang terkesan membenci sekat dan pembatasan.Pinjam istilah TVONE semalam PPKM dibenci tetapi itu penting. Rupanya seksualitas mau lepas dari pembatasan. Tak ada batasan kamar mandi/wc, kamartidur, kamartamu, pelataran dan jalanan,  Bukan main.!

Bukan main : .Nafsu sek dan budaya sesat seksualitas akan mengaburkan nilai Cinta dalam pergaulan. Bukan pertemanan untuk persahabatan tetapi langsung saja untuk perkelaminan. Cinta dewasa diawali  persahabatan, sekarang cinta diawali dengan proses transaksi seksual.

Sebuah lagu yang menginspirasi kutulis saja ini :  Oh, as long as I know how to love , I know I'll stay alive. I've got all my life to live. And I've got all my love to give and I'll survive. I will survive, hey, hey...

Aku kuatir banyak temanku tidak paham how to love. Maka aku kuatir bisakah dia bertahan dalam kehidupan yang penuh hoack dan penyesatan ini. Cinta semu cinta palsu, damba kehidupan keliru menjauhkan dari survivenya, loving, cinta yang nyata.

Alurnya si tetap sama "setiap tegur sapa, senyum dan salam adalah arah awal figura cinta. Mereka bilang ujung ujungnya pertemanan,persahabatan percintaan". Belajar dari beberapa bacaan dikatakan oleh Dorvan dan Adelsen bahwa persahabatan adalah persiapan remaja menuju Cinta yang lebih dewasa. Disana berperan sekali Rasa ketertarikan antar pribadi. 

Disana faktor afektif sangat utama berperan dan dikembangkan. Para peneliti (Wheeler,Sigali dan Landy, Synder) pada umumnya juga menyebutkan bahwa persahabatan juga memasalahkan status sosial, kwalitas pribadi secara sosial juga seperti kemampuan akademis, relasi relasi terhormat dsb.(baca juga https://www.kompasiana.com/astokodatu/5bf50ae4ab12ae0cc946599e/catatan-cinta-sahabat ) Masih bisa berlakukah wawasan para psikolog itu didalam budaya baru dunia kita sekarang ini. Trend sekarang itu dalam hal seks adalah nafsu atau terbawa oleh situasi dan teknologi?

Padahal untuk pasangan suami isteri pun banyak nesehat seperti : Menjaga intimasi pasangan menikah nggak selalu dengan berhubungan seks. Karena bisa jadi, diri sendiri dan pasangan memang sedang lelah. Atau isteri baru melahirkan. Sebab bentuk-bentuk intimasi lainnya bisa dengan menyentuh dan memberikan pelukan hangat.  Memelihara komunikasi segar. Menyapa lembut, Menanyakan Kondisi Pasangan apakah ia lelah, memastikan ia tidak lupa untuk istirahat, dan sebagainya.

Terhadap semua fenomena terbaca tersebut diatas ini saya saya rangkum :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun