Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Harga Diri dan Seksualitas Dilupakan

8 April 2021   12:42 Diperbarui: 8 April 2021   12:45 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika harga diri dan seksualitas dilupakan, bagaimana hal itu harus disikapi, harus dijawab diakhir permenungan ini. Itulah masalah bersama yang semua orang harus terlibat untuk mengambil sikap dan demi kepentingannya sendiri.

Dilupakan maksudnya tidak diingat, disalah mengerti, diberi label sebarangan, diberi nilai tidak sesuai, sehingga tidak diberi kedudukan sesuai harkatnya, bahkan akhirnya diabaikan, seperti tak ada kepentingannya.

Sebab harga diri dan seksualitasl melekat pada kepribadian orang. Dalam diri orang kedua hal itu sering berdesakan. Demi kepentingan kepuasan seksual orang melupakan harga diri. Atau orang bisa mengorbankan melupakan kepuasan seksual demi harga diri dan atau kepentingan diri yang lain.

Tetapi sepintas mari kita luruskan dulu pemakaian istilah harga diri dan seksualitas itu. Untuk masing-masing ada catatan tersendiri dan ada catatan bersama untuk keduanya.

Harga diri memang yang saya maksudkan adalah martabat, kehormatan, nilai diri pada posisi sosial, tetapi tidak lepas dari aku eksistensial, kemanusiaanku ketika mengambil keputusan. Dimana Aku terikat pada ketentuan sosial,melewati pertimbangan dan ragu dalam kegamangan suara hati hingga pada keputusan

Seksualitas akan memandang mengenai beberapa hal yang terkait dengan perbedaan kelamin,harkat,hasrat,peran atau funksi kemanusiaannya. Dalam kehidupan seksualitas keseharian juga mempunyai aspek sosial, hukum, budaya, sementara ada pula dalam forum pribadi dinamika dan kendali,rasa malu dan privasi.  Dan saya berpendapat bahwa ada nilai kesucian seksualitas, karena kenikmatan seksual diikuti tugas regenerasi . Dan sisi inilah yang paling dilupakan.

Ada sebuah catatan menarik tentang kemanusiaan, bagaimana adat desa Jawa lama memandang kehidupan ini.Yaitu kebiasaan yang saya sebut "Among-among". Sumber saya adalah seorang ibu yang masih sering menyiapkan dan melakukannya atas permintaan tetangga. Among-among adalah doa, disertai sejenis sesaji, untuk seseorang pemohon dihari istimewa, dijatuhkan pada hari kelahirannya berapa saja usia tahunnya.

Kata-kata doa yang saya catat : "Tak elingi Kakang kawah Adi ari-ari, jabang bayine si .....(sebut nama yang didoakan). Kiblat papat lima pancer, iya rohani, jasmani, aluamah, supiah asmarane luwara saka sambekala ana ing omah, pekarangan lan ing ngendi papan paran."  Dalam bahas Indonesia : "kuingat, kusebut, Saudara tua/kakak kawah (air ketuban/his), adik plasenta (yang keluar setelah bayi), dari bentuk bayinya si ...(peminta).  Empat Arah,  dan kelima pusat : maksudnya yaitu kerohaniannya, jasmaninya, aluamah, supiahnya dan ibadahnya, bebaskan dari mala petaka dirumah dihalaman didesa  dan kemanapun peminta itu pergi).

Dari kata-kata yang kiranya bersifat mantera itu saya merasakan bahwa perumus doa/ mantera itu "memandang",eling, tidak melupakan orang peminta among-among itu dari awal sebagai bayi dengan saudara kembarnya (air ketuban dan plasentanya) dan semua sifat kepribadiannya untuk didoakan keselamatannya. Suatu pola keyakinan terhadap kemanusiaan yang mau melihat lengkap tidak melupakan satu segipun.

Menegaskan dalam hal kemanusiaan berbeda sedikit maknanya Wawan Susetya dalam bukunya "Empat Hawa Nafsu Orang Jawa" menyebut : Amarah, Irihati, Supiah/Asmara, Mutmainah/Ketenangan. Dilambangkan oleh wayang dengan figur-figur : Dasamuka, Kombakarna, Sarpakenaka, Wibisana, didalam pribadi setiap orang.

Ada sebuah catatan dari saya untuk seksualitas.  Satu berita penelitian terhadap pornografi di Inggris memberi pandangan tentang suatu kecenderungan seksual masyarakat disana. Bisa kita pakai  sebagai cermin. Dan satu berita peristiwa kasus seksual di Jakarta dan ancaman hukumnya.

Kajian itu melaporkan penelitian terhadap VCD kekerasan seks merinci dalam tiga kriteria topik atau thema porno sebagai berkut  :

(satu)  agresi fisik atau tindakan seksual dengan pemaksaan, 8000 lebih judul

(dua)   pelecehan seksual berbasis foto atau video, seperti 'kamera tersembunyi' atau 'mengintip isi dalam rok'. ada 2996 judul

(tiga)   tindakan seksual antar/dalam keluarga.  Ada 5785 judul

Kata kunci yang umumnya muncul :  remaja, menggrayangi, memaksa, menganiaya. Sementara itu tercatat tentang pemahaman seksualitas dari lembaga peneliti itu bahwa. "Orang-orang dewasa yang bertindak atas persetujuannya sendiri, berhak atas preferensi seksual mereka, selama itu sah secara hukum dan konsensual, dan semua minat itu memenuhi kriteria-kriteria, disambut di Pornhub," kata seorang juru bicara.

Selanjutnya masih dari sumber berita itu dipaparkan beberapa kepahaman tentang seksualitas itu. Dan itu bukan pendapat saya penulis. Yaitu bahwa apa yang terjadi antara orang-orang dewasa yang suka sama suka adalah konsensual. Dan itupun masih ada kriteria dalam persetujuan untuk melepas kendali atau tidak.

Yang langsung bermanfaat bagi kita adalah kenyataan bahwa  "Penulisan judul dan deskripsi dalam video porno dioptimalkan "guna menarik penonton", kata Charlotte Rose, mantan pekerja seks selama lebih dari 20 tahun. Itu berarti pelaku sendiri mungkin tidak bertindak kekerasan seks misalnya seperti ditampilkan sepenuhnya dalam video. Tetapi mereka menikmati permainan yang sebenarnya menjadi kesukaannya. Bagi rata rata penonton sulit membedakan mana yang asli mana yang ditampilkan sesuai skenario. (sumber : Situs-situs porno promosikan beragam video 'kekerasan seksual' (msn.com))

Selanjutnya dinegeri kita sendiri diberitakan kasus perilaku seksual kategori aksi ekshibisionisme, pamer alat vital plus mastubasi didepan anak-anak dibawah umur.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Rango Siregar mengatakan peristiwa bermula saat pelaku yang berhenti di pinggir jalan, memperlihatkan alat vitalnya sembari duduk di atas sepeda motor. Kejadian Selasa, April 06,2021. Kemudian pelaku juga malakukan mastubasi didepan dua orang anak dibawah umur. Oleh kedua anak itu sempat direkam dan dengan video itu pelaku pun berhasil ditangkap.  

Pelaku dijerat Pasal 76E Jo Pasal 82 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PP Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jadi Undang-Undang. "Atas perbuatan tersangka diancam hukuman minimal 5 tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara," ungkap Rango.  (Pamer Alat Vital di Kelapa Gading, Pria Ini Ditangkap Polisi dan Jadi Tersangka (msn.com))

Mempertemukan harga diri, kepribadian, diriku , dengan seksualitas, kecenderungan nafsu ditengah pergaulan sosial dewasa ini kita diberi pembelajaran dari ungkapan, bacaan, peristiwa diseputar kita. Dan masing masing kita terlibat dengan pandangan dan mindset serta pengalaman perlu untuk mengambil sikap.

Dan saya mendapat pembelajaran ini :

(Satu) Kesucian sanggama sebagai media regenerasi jenis dilupakan diabaikan ditandai oleh pemaksaan, pelecehan, dan kekacauan seksual dalam keluarga. Hukum sangat urgen demi penyelamatan anak2 dibawah umur dan martabat perempuan yg lemah.

(Dua) Harga diri dapat terabaikan oleh illusi, angan-angan tipuan ,kaburnya suara hati, stres akibat kekacauan seksualitas, kekacauan pemahaman kepentingan dan tata nilai seperti diisyaratkan oleh peristiwa dan berita.

(Tiga) Alat komunikasi teknologi canggih, menciptakan dunia baru. Disana lengkap disediakan fasilitas tersembunyi tetapi mudah diakses. Situasi itu adalah ilusi privasi  dan privasi hasil ilusi. Hal itu bisa mengecoh orang mengambil sikap atas dasar bukan realitas.

(Empat) Alat komunikasi dan dunia baru juga membuat peluang terjadinya komoditi baru yaitu Harga diri, yang terlibat dalam kemasan promosi seksualitas.

Demikian sekelumit permenungan, merunut berita bukan sebagai pembuktian tetapi sekedar mengingatkan terjadinya kemungkinan. Sebab segalanya masih dalam pertimbangan dan kendali suara hati akal sehat kita..

Semoga ini bisa membuka inspirasi dan manfaat untuk tindakan yang lebih aktual, tetapi tolong maafkan bila tidak berkenan, dan terima salam hormat saya.

Ganjuran, April 08,2021. Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun