Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Belajar untuk Masa Depan

2 Februari 2021   10:01 Diperbarui: 2 Februari 2021   10:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan judul yang ambisius ini saya mau menyampaikan tiga hal pokok. Harapan Jurnalis Warta Ekonomi com, pada tahun 2006,September,05, Selasa.tentang akan kehebatan Indonesia di Asean. Pokok kedua Indonesia masa kini secara global saya tandai dengan sikon pemerintahan Jokowi. 

Jokowi merekrut orang-orang hebat Indonesia untuk kerja strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Dan pokok ketiga yaitu suatu wawasan belajar untuk masa depan di Indonesia baik pribadi maupun kelompok.

Warta Ekonomi com oleh penulisan Andiral Purnomo memaparkan suatu peristiwa di Indonesia pada tahun 2005 dan 2006, yang penuh harapan untuk masa depan. Paparan itu diawali suatu berita dan opini tentang kejadian di Inggris pada abad 18-19.

Dimulai cer1ta Pak Purnomo itu dengan kota Cardiff,di Inggris. Sebuah kota yang jaya oleh tambang batubara yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat industri pada era itu. Sayangnya pada abad 1900 batubara tergusur oleh bensin dan gas. Kota Cardiff jatuh terpuruk.Segala masalah sosial ekonomi pun terjadi.

Kejatuhan itu ditanggapi sekelompok warga yang berpandangan semacam kenabian /visioner, mereka dengan kunjungan, mengambil foto dan data tentang masa lalu. Pendataan yang sederhana itu dipamerkan pada waktu-waktu tertentu seperti Natal dan Tahun Baru. Lama kelamaan ternyata data-data itu menjadi suatu Social knowledge, yang mendorong kebangkitan Cardiff. Kota itu menjadi kota pendidikan, seni dan pariwisata.

Disajikannya cerita ini Pak Purnomo beropini bahwa Indonesia jauh mempunyai modal dan peluang untuk bangkit. Social knowledge di Cardiff itu jauh sangat tidak ilmiah bila dibanding ilmu yang berkembang pada tahun 2006 . Seperti nilai-nilai klas social-knowledge yang digagas oleh Teleos sebuah lembaga penelitian mandiri dibidang Knowledge Management dan intelektual captal di Inggris.

Lembaga bernama  Dunamis Organization Services (Dunamis) menyelenggarakan : Indonesian Most Admired Knowledge Study, (Indonesian MAKE Study), suatu pertemuan yang mengundang perusahaan dan CEO untuk mengadakan penilaian terhadap terundang dalam hal komitmen dan kematangan strategi pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi terundang.

Menggunakan hasil telaah ilmiah Teleos tersebut dimuka, setelah peserta belajar bersama,lalu dinilai pada pertemuan Make-Study tg 25 Juli 2006. Dari undangan sejumlah 38 perusahaan dan organisasi bisnis dan nonbisnis (pendidikan), terpilih 15 finalis. Dari itu ada 10 peserta sebagai pemenang dan lolos uji kelayakan Teleos. Satu diantara sepuluh ini adalah Kompas Gramedia Grup. Tiga diantaranya nantinya akan ikut ke pertemuan Asian. 

Tercatat bahwa peserta di tingkat Asia yang tahun 2005, setahun sebelumnya, akhirnya Unilever Indonesia berhasil menjadi juara. Untuk tahun 2006 saat itu belum diketahui. Namun sudah jelas Ini adalah suatu upaya nyata untuk menjadikan negeri ini suatu negeri pembelajar, menggunakan knowledge untuk jaya dan memiliki daya saing.

Andiral Purnomo saya kira juga visioner, dengan tulisannya dimuka menegaskan bagi pembelajaran kita suatu perspektif ilmu pengetahuan dan managemen menuju kebangkitan ekonomi..

Selanjutnya mari memasuki bagian pokok kedua dalam permenungan ini. Memandang Indonesia secara global masa kini dan dalam pembelajaran kita dengan perspektif visionernya Andiral Purnomo.

Pemerintah dengan segala kebijakannya saya ambil sebagai penghadir pandangan saya tentang Indonesia masa kini, baik kedalam maupun keluar diforum internasional. Dan Pemerintah mungkin disenangi atau tidak disenangi saya melihat sangat diwarnai oleh visi, kebijaksanaan,sikap hingga perilaku sederhananya Presiden. Maka tidak segan saya akui perspektif Jokowi yang sepertinya saya munculkan. Namun sebenarnyalah Jokowi juga sungguh memakai dan memanfaatkan semua potensi bangsa dalam membangun negeri ini.

Tidak terlepas dari perspektif belajar untuk kebangkitan kemasa depan dengan orientasi pada ilmu pengetahuan (meluasnya pada iptek),manageman,dan kemajuan ekonomi, saya memilih sumber informasi lagi jasa seorang jurnalis, penulis serba bisa dan pemimpin majalah lokal dan nasional ternama. Kali ini Ibu Alberthiene Endah yang menulis biografi Jokowi, berjudul Jokowi Menuju Cahaya, penerbit Tiga Serangkai, Solo.2018.

Jokowi ditampilkan dari depan buku itu saja sebagai orang yang "berproses menuju cahaya". Dia tidak dari keluarga yang menikmati harta warisan tujuh turunan. Bukan. Orang tuanya dengan susah payah menghidupi keluarga dan membeayai sekolahnya Jokowi dengan bekerja keras.. Dan Jokowi mengalami itu. Pada halaman-halaman depan Alberthiene Endah menulis ucapan Jokowi tentang 'Siapa sesungguhnya Rakyat'. (halaman 12-15).

Saya melihat bahwa penulis Endah berhasil menulis biografi Jokowi bukan urutan tahun kehidupannya tetapi juga kejiwaan Jokowinya. Masa depan Indonesia sejak awal (masa jabatan) dilihat oleh Jokowi dengan cara optimistis. Jokowi memandang bangsa dan negara kita untuk perubahan menjadi sejahtera dan hebat. 

Bagi saya kata-kata 'sejahtera dan hebat' itu senilai dengan kata "guna lawan sekti" pada tembang Jawa. Dan dilanjutkan dalam tembang itu "kudu andap asor, wani ngalah luhur wekasane" (harus rendah hati, melihat nilai tinggi diakhirnya) Untuk menjadi (dedalane) 'sejahtera dan hebat' diperlukan "laku", yaitu managemen, misalnya terobosan dan blusukan, untuk dapat membuat pilihan prioritas (misalnya infrastruktur didahulukan).

Sejenis visi seperti itu diakui dalam kepemimpinannya sewaktu sebagai Walikota Solo. "Saya ciptakan satu konsep kesadaran akan budaya di Solo, yaitu The Spirit of Java. Konsep ini saya hidupkan melalui banyak langkah. (halaman 85). Dan sebuah visi biasanya akan lama terbawa dalam hidup. Apalagi visi yang dialami sejak kanak-kanak.

Demikian orangnya kepribadiannya, selanjutnya pertanyaannya bagaimana langkah pemerintahannya. Saya melihat pembawaannya masih dibawa terus dan mengesan bagi saya. Sebagai seorang insinyur yang bersemangat kerja nyata disini menjadi lebih punya arti, lebih-lebih pada perspektif pemimpin rakyat untuk kesejahteraan rakyat kedepannya..

Pemerintah mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau yang lebih dikenal dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA) untuk mengoptimalisasikan nilai investasi pemerintah pusat, meningkatkan foreign direct investment (FDI), dan mendorong perbaikan iklim investasi.Jokowi melantik Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Istana Negara pada hari Rabu, 27 Januari 2021 

Kepastian komposisi Dewan Pengawas LPI diperoleh setelah DPR memberikan respon dan tanggapan positif dalam rapat konsultasi dengan Panitia Seleksi Dewan Pengawas LPI pada tanggal 20 Januari 2021. Berarti Jokowi tidak bertindak sendiri. Selanjutnya Pelantikan Dewan Pengawas LPI dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 6/P tahun 2021. Tiga nama Dewan Pengawas dari unsur profesional akan melengkapi 5 kursi Dewan Pengawas yang 2 diantaranya telah dijabat secara ex-officio oleh Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan dan Erick Thohir selaku Menteri BUMN.

Adapun ketiga Dewan Pengawas LPI dari unsur profesional tersebut yaitu: 

(1)Haryanto Sahari adalah akuntan publik senior yang dimiliki oleh Indonesia dengan lebih dari 30 tahun pengalaman dan saat ini sebagai komisaris independen di salah satu perbankan nasional. Ia pernah sebagai Country Senior Partner of Price Waterhouse Coopers Indonesia dan memimpin sejumlah inisiatif audit dari perusahaan- perusahaan besar Indonesia. Haryanto juga berpengalaman dalam restrukturisasi perusahaan dalam krisis Asia. Dia berreputasi baik dalam bidang tata kelola dan manajemen resiko secara nasional dan internasional.  

(2)Darwin Cyril Noerhadi.  Nurhadi adalah salah satu investor terkemuka di Indonesia n pendiri dari firma finansial Creador Indonesia. Darwin berperan dalam berbagai transaksi investasi di Asia Tenggara dan Asia Selatan (Indonesia, Malaysia, India dan Vietnam.) Selain itu, ia pernah memegang jabatan penting ,a.l. sebagai Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Direktur Keuangan Medco Energi, dan Partner di bidang Corporate Finance pada Price Waterhouse Coopers Indonesia. 

(3)Yozua Makes. Yozua adalah pendiri dan managing partner dari firma hukum Makes & Partners, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam transaksi merger dan akuisisi, corporate finance, penanaman modal asing dan berbagai transaksi komersial antar negara lainnya. Sebagai salah seorang praktisi hukum terkemuka di tanah air, menerima berbagai penghargaan internasional dari berbagai macam publikasi sebagai praktisi hukum pasar modal terbaik sejak 1990. Yozua seorang pakar di bidang hukum maupun bidang bisnis serta aktif sebagai pengajar di universitas-universitas di Indonesia.(CONTAN.CO.ID -JAKARTA).

Dewan Pengawas ini akan menyusun ataran dan pedoman kerja bagi mereka yang diawasi. Reputasi keilmuan dan pengalaman sebagai praktisi dibidangnya bagi saya merupakan jaminan orientasi keilmuan yang operasional.

Pemerintah dewasa ini juga meningkatkan segi keamanan kedalam dan keluar dengan kemantapan kordinasi dan komunikasi kerja antara kepolisian dan angkatan bersenjata.

Program kerja Kapolri baru yang saya sebut saja "penataan kelembagan, perubahan sistem dan metoda organisasi, peningkatan kerja hukum, penguatan penanganan konflik sosial, fungsi pengawasan, sungguh merupakan program rasional berperspektif kuilmuan kedepan, seperti diharapkan permenungan ini dari muka tadi.

Belajar dari Cardiff di Inggris saat itu, serta seluruh paparan Andiral Purnomo, laporan Alberthiene Endah, tentang seorang praktisi pemegang kekuasaan Jokowi,Presiden RI, dari dulu dan sampai besok kapanpun selalu ada pertanyaannya yang harus dijawab.  Sekarang pertanyaannya menjadi : Apa yang bisa kita perbuat untuk mendukung Indonesia kedepan menjadi semakin hebat.?

The Future is of the same stuff of the present. Apa besok apa sekarang sama ada saja masalah ruwet.  Tetapi novellis Amerika Madeleine L'Engle seperti memberi jawaban: An infinite question ia often destroyed by finite answers. To define everything is to annihilate much that give us laughter and joy. Sebab ada prowerb Amerika menasehati:  Kehebatan terbesar bukan terbangun dari takpernah jatuh. Tetapi dari kebangkitan setiap kali kita jatuh.

Sederhana saya menjawab pertanyaan terakhir, Apa yang bisa kita perbuat untuk mendukung kehebatan Indonesia.?  Bersama para visioner diatas ada dua jalur cara:

1. Pendekatan sosial,terutama jalur pendidikan, formal maupun non formal yang yang berkelompok : ortu dan siapa saja dukung program pemerintah dibidang pendidikan. Dukung atau bahkan ciptakan kelompok-kelompok belajar dan kerjasama ekonomi menengah dan kecil

2. Pedekatan pribadi, dengan refleksi berkala: Teguhkan suatu Growth-Mindset, Digital-Mindset, Toleransi dan semangat kerja hingga habit kerja nyata. Pelihara komitmen lebih pada karacter building daripada reputasi. (Jadi pemimpin jangan baperan, kata Muldoko kepada AHY)

Demikian permenungan ini saya tutup dengan kebijaksanaan Henrik Ibsen,(1828-1906),pujangga Norwegia:  "Seribu kata tidak akan memberi kesan lebih mendalam dari sebuah perbuatan saja" Dan sudah demikian banyak tersirat cerita perbuatan dimuka semoga memberi kesan seikhlas persepsi anda. Untuk itu disampaikan terima kasih. Tetapi tolong maafkan bila ada yang tidak berkenan. Salam hormat saya.

Ganjuran, Februari, 02, 2021. Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun