Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Derita dan Belarasa

22 Januari 2021   10:24 Diperbarui: 22 Januari 2021   10:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merenungkan derita dan memikirkan belarasa selamanya akan aktual, kendati mungkin sebagai berita sudah basi. Peristiwa Sriwijaya Air,9 Januari belum tuntas, menyusul gempa, banjir, gunung muntahkan lava, angin topan memperparah penderitaan anak negeri tercinta.

Tetapi kita dapat sesak nafas, berfikir tentang belarasa, apabila keadaan kita sendiri karena beberapa sebab pula, kita tidak bisa banyak berbuat apa-apa. Berbuat apa-apa dalam hal belarasa, selain atas dasar fakta, peristiwa juga sungguh merambah hingga pada rasa keadilan sosial dan kepedulian sosial global. Maka marilah sekedarnya kita telusuri faktanya.  Mengutip saja untuk menghadirkan motivasi belarasa beberapa potong berita.

Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (09/1) Proses evakuasi  belum selesai, diperpanjang lagi selama tiga hari. Artinya, operasi SAR Sriwijaya Air akan berlangsung hingga Kamis (21/1).  Sepanjang 10 hari operasi SAR, tim gabungan telah mengumpulkan sebanyak 310 kantong jenazah, 60 kantong kecil bagian pesawat, dan 55 potongan besar pesawat. Sementara CVR baru ditemukan bagian beacon, baterai, dan casing. Sedangkan memori CVR yang menyimpan percakapan di kokpit belum ditemukan. Akibat cuaca buruk kemarin, tim SAR dengan KRI Rigel-933 hanya berhasil menyerahkan dua kantong yang masing-masing berisikan bagian tubuh (body part) dan serpihan pesawat ke Basarnas. 34 Orang Baru Berhasil Teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (.(Operasi Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Masih Belum Berakhir (msn.com)

Gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat. pada Jumat, 15 Januari 2021.hingga 16 Januari 2021 pukul 20.00, tercatat ada 56 korban tewas di Sulawesi Barat dengan rincian 47 orang meninggal di Mamuju dan 9 orang meninggal di Kabupaten Majene. Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat ada 637 korban luka di Majene. Dengan rincian 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan."Saya Bangun dan Bangunan dari Atas Langsung Runtuh" (msn.com)    BNPB menyebut sebanyak 19.435 orang mengungsi akibat terdampak gempa per 18 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, ada sebanyak 19.435 orang mengungsi , dengan rincian 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene.(Dampak Gempa Sulbar, 19.435 Orang Mengungsi (msn.com). Tercatat sebanyak 39 gempa, 31 gempa susulan dan delapan gempa sebelumnya. Bahkan Senin, 18 Januari 2021. dua gempa susulan kembali mengguncang Kabupaten Mamuju. Pertama terjadi pada pukul 12.11 Wita, gampa berkekuatan 4,2 skala richter, gempa ini terletak pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT, atau tepatnya berlokasi pada jarak 16 km Timur laut Majene pada kedalaman 10 km.(BMKG Catat Gempa di Sulbar Terjadi 39 Kali (msn.com)

Air laut yang meluap ke daratan terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Melalui video amatir yang tersebar di media sosial, tampak ombak cukup tinggi menghantam bibir pantai hingga air masuk ke jalan raya, hingga pusat perbelanjaan. Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi (BMKG), angin kencang menjadi penyebab terjadinya banjir rob yang membawa air laut naik di kawasan bisnis Kota Manado, Mantos dan Megamas, Minggu 17 Januari 2021.

Jokowi mengatakan, banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan ini adalah sebuah banjir besar.Mungkin sudah lebih dari 50 tahun, banjir seperti ini tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan. Jokowi hanya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur. Yang memang terjadi ada beberapa jembatan yang runtuh.Jokowi meninjau dan memberikan sambutan di Kelurahan Pekauman, Kota Martapura, pada Senin (18/1/2021). (Presiden Jokowi Terjang Banjir dan Hujan untuk Tinjau Langsung Lokasi Banjir Kalimantan Selatan (msn.com))

Perjalanan manusia, cuaca, gempa, ombak dan banjir, masih bisa ditambah , Merapi dan Semeru, peristiwa susul menyusul, gempa di Alor NTT, banjir bandang di Puncak Bogor.  Peristiwa di negeri kita ini telah menarik perhatian beberapa kepala negara sahabat. Itu suatu kepedulian, mungkin bagi korban bencana tidak berarti apa-apa. Mungkin pula hanya terdengar sekedar semacam to say hallo, namun siapa tahu dibalik itu doa mereka meringankan atau menghantar jiwa korban pulang kepada Sang Pencipta. Namun itulah salah satu manifestasi rasa kepedulian sosial yang sebaiknya dipahami.

Pengalaman praksis yang penulis alami gempa DIY Klaten th 2006 hanya 5,2 skala R., dengan korban meninggal menghitung ribuan, dan desa kami saja lebih dari 300 orang,.berapa dusun rumah rata tanah. Banyak sekali hal yang mendesak dan tidak mendesak harus semua dibenahi. Kami seperti harus mengulang awal kehidupan. Kami merasa hidup longgar dari puing-puing rumah sawah tidak tergarap baru, sekitar satu tahun sesudahnya.

Ada beberapa faktor yang sangat membantu. Yaitu: Kerja sama antar warga saling membantu saling menjaga. Berikut Kekayaan immaterial atau investasi sosial dari DIY baik pemerintah atau keluarga warga yang berada diluar daerah, tergugah,dan mengundang demikian besar bantuan berdatangan. Dikecamatan kami saja ada posko dari tiga kedutaan, masih lagi posko-posko lembaga sosial yang intensip bekerja untuk pelbagai bidang. Belum lagi bantuan melalui pribadi-pribadi berrelasi LSM.,dengan program bantuan yang berbeda bidangnya, misalnya khusus makanan, alat rumah tangga, bahan bangunan, rumah darurat, perawatan cacat badan. dsb. Meskipun semua relatif berbeda beda bagi desa, dusun, RT atau kelompok keluarga, namun bantuan itu besar dan berlangsung hingga lama.  Pertanyaannya mengapa itu semua bisa terjadi.?

Bertanya pada Google ternyata "belarasa" itu sebagai istilah, makna dan pengertiannya sudah menjadi hal yang sering dibahas, juga di Kompasiana,dan digunakan sehari-hari. Maka perlu dipertanyakan motivasi apa manusia manusia saling berbagi berbela rasa. Sebenarnya pertanyaan ini cukup konyol diajukan. Sebab memang itulah sikap batin, sikap keseharian warga desa, warga kelompok sederhana, yang sudah spontan terjadi dinegeri ini. Jiwa gotong royong berjalan tanpa sistematisasi dan ancaman sangsi hukum. Hukum ya hukum sosial setempat hukum gotong royong :Siapa menanam pasti memetik buahnya. Baru belakangan kita dengar Peri Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Budaya "Lu,Lu,gue,gue" metropolitan, "Mikiri butuhe dewe" perkotaan itu senada dengan Politik Identitas, yang membutuhkan pencitraan dalam bermasyarakat hidup bersama. Dalam menghadapi keadaan darurat mereka membutuhkan motivasi dan pemurnian niat yang jujur dan ikhlas. Untuk itulah saya membuka buku Dr.B.Kieser SJ, berjudul Solidaritas.(Kanisius Yk.1993) Dan karya bersama Jon Sobrino SJ dan Juan Hernandez SJ.berjudul Theologi Solidaritas.(Kanisius Yk.1989). Berbicara mengenai Kepedulian sosial saya sengaja mengambil buku itu Theologi Solidaritas untuk ambil langkah tegas menolak istilah budaya "sama rasa sama rata" gaya PKI .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun