Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perihal Orang Beragama

15 Januari 2021   10:37 Diperbarui: 15 Januari 2021   10:40 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam kunjungan itu setelah konfirmasi tentang diri dan posisi mereka didusun, saya selalu bertanya mengarah dengan pertanyaan ini :

Satu, Apa ada petunjuk perintah,saran nesehat yang anda pegang untuk membedakan, atau melarang bergaul, atau bagaimana antara anda dengan warga beda agama.?

Dua. Bagaimana sikap anda atau keluarga anda sebenarnya tentang ajakan/anjuran Kerukunan umat beragama ?

Tiga. Apa Pesan anda setelah melihat lapangan dari dusun kita hingga kabupaten dst yang anda pedulikan.

Tidak semua responden menjawab jelas dan berani selain : Bp. Widodo (60th) sekr.RT ; Bp.Agus Budiantara,(40th) Ustad, Bp.Aleks Warsito (68th)ketua RT responden yang lain tidak tegas menjawab pertanyaan tetapi memberi masukan sehubungan pertanyaan ketiga ataupun dengan kerukunan umat beragam itu.

Dari ketiga pribadi setempat tersebut dimuka mengakui dan menegaskan mempunyai pegangan sehubungan dengan warga beda agama. Tetapi ada petunjuk berikutnya yang memberi arah pelaksanaan. Dikatakan oleh mereka formula : Agamaku agamaku, agamamu agamamu, merupakan pernyataan status identitas iman kepercayaan. Arahan kedua menjadi dasar toleransi didasarkan pada praksis Nabi atau Kalifah zaman awal. Toleransi juga termasuk menghargai perbedaan kepercayaan.

Tiga narasumber saya tersebut diatas dengan gaya berbincang masing-masing sama sependapat. Ada tafsiran dan prilaku baik ibadah maupun kemasyarakatan yang radikal, moderat dan lain sebagainya. Juga tegas dijelaskan didusun saya itu ada saudara-saudara yang dari NU. Dan ada termasuk mereka itu dari Muhamadiyah. Dan itu memberi "senyum" atas kegamangan saya dan pengurus gereja bila hendak membuat kegiatan bersama mereka. Mereka ini tentu saja bersama yang lain sebagai warga masyarakat setempat, cukup wibawa menghadapi bila ada kekuatan/pihak luar yang masuk secara tidak diharapkan. Mereka ini disiplin berpegang tuntunan agama sebagai agama Rahmat untuk semua manusia dan semua ciptaan.

Ada masukan lain dari Bp.Parjiyo,(48th), karyawan sipil kepolisian dan Ibu Titik Hidayati . Mereka selain menyadari agamanya, mereka sangat memperhatikan situasi dan kondisi warga setempat dari sisi keagamaan yang berbeda.Sebagai Kadus Ibu Titik Hidayati (47th) mempunyai perbandingan dan wawasan dari wilayah lain. Dia merasa semua sejak dia kecil tinggal disitu, semua berjalan wajar, aman dan setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik. Bahkan ditingkat desa berjalan dan aktif ada peran pada event-event tertentu Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)..

Demikian berangkat dari Issue Agama diera kedepan, Politik Identitas, Kerukunan Umat beragama, di NKRI, menukik kerinduan saya menghayati kesejahteraan lahir batin telah saya coba paparkan dengan bicara perihal orang beragama di lingkungan terdekat saya. Ternyata saya merasa tidak tertipu atau terkecoh oleh issue saja tetapi berhasil saya selami diantara warga. Saya bertemu dengan orang beragama, bertanya tentang keyakinan akan sikap rukunnya bukan agamanya.. Kerukunan Umat beragama ditempat itu bisa dirasakan.

Menutup paparan ini saya ingin mengutip dari Tom Yacobs, dalam bukunya berjudul "Paham Allah", halaman 13 dia menulis : "Ini bukan Buku Mengenai Allah, tetapi mengenai manusia. Mengenai manusia yang mencari Allah dan berusaha memahami relasinya dengan Allah". Kalimat Tom Yacobs ini yang menginspirasikan paparan saya ini yang berupaya berbicara perihal orang beragama, bukan tentang agama.

Semoga ada manfaat bagi Pembaca Yang terhormat. Ada kurangnya tolong dimaafkan, tetapi juga tolong terima salam hormatnya.

Ganjuran, Januari,14.2021. Emmanuel Astokodatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun