Bagi siswa SD, SMP, SMA, kesan pengaruh kehebatan guru di dukung kebesaran nama Sekolah, saya kira masih tercermin sedikit banyak pada even-even reuni sekolah.Â
Disana kehadiran guru dielu-elu layak disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Dan itu sungguh bisa dipahami sesuai dengan semua aspek peran lembaga sekolah dengan gurunya sebagai media pewarisan nilai-nilai kehidupan.Â
Seperti nilai keilmuan, nilai keimanan, nilai sosial-budaya, nilai kepribadian yang berkarakter luhur. Maka masih harus menjadi pertanyaan bagaimana peran guru sekolah diera ini dipenuhkan lagi.
Konon Sang Guru Confucius (557-479) pernah mengatakan: Segala sesuatu mempunyai wajah keindahan, tetapi tidak segala orang dapat melihatnya. Dalam ungkapan ini saya kira kata Melihat mewakili juga kata Mengalami. Â
Tetapi justru kenyataan kehadiran Sang Guru itu sendiri yang hudup ditahun itu, Sang Guru Yesus dari Nasaret, Sang Nabi besar dan Guru Muhammad, yang hidup pada saat itu, tidak semua orang melihat dan mengalami hidup mereka. Tetapi banyak pesan dan ajaran para guru besar itu sekarang dihidupi dan dialami para pemeluk pesan kehidupan itu.
Apakah Pembaca yang budiman, akan memperluas permasalahan ini lagi ? Hari ini tanggal 10 Nopember Hari Pahlawan Nasional. Peringatan Hari Pahlawan hanya menjadi modus, upacara, untuk realisasi anggaran, ketika peringatan itu tidak punya makna dan buah yang lain.
Para peserta upacara harus bisa "melihat" para pahlawan, pesan dan perjuangannya. Kita yang dirumahkan mungkinkah menghayati dan mensyukuri bahwa para pahlawan pejuang bangsa itu pernah hidup, sehingga menjadikan kita seperti sekarang ini.
Memang Charles Dickens (1812-1870) seorang penulis dan pengamat sosial Inggris yang kritis, pernah menulis kira-kira begini : "Renungi berkah yang sekarang kita masing-masing terima, yang berbeda beda, lupakan kekecewaan masa lalu bukankah kekecewan itu biasanya sama." Sepintas sepertinya tidak perlu kita ingat kekecewaan, kesusah payahan perjuangan masa lalu.Â
Tetapi mengenang para pejuang berempati dan mengalami kembali dalam kenangan, bisa menjadi pembelajaran dan dapatkan  hikmah untuk hidup penuh syukur dan melestarikan hasil capaian dari tetesan darah para Pahlawan Nasional itu.
Dalam hidup keseharian baik pengalaman maupun petuah memang memberi suatu pertimbangan untuk masa depan. Tetapi dalam perspektif pesan Charles Dickens pengalaman dan petuah sudah masa silam. Apa yang benar masa sekarang, adalah berkah yang sedang kita alami sekarang ini.Â
Berkah dalam pesan C.Dickens itu untuk pembahasan kita, adalah peluang yang kita imani sebagai karunia Tuhan yang juga sebenarnya kemampuan manusia berupaya.Â