Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Telusuri Kontroversi dan Budaya Kondusif

8 November 2020   10:30 Diperbarui: 8 November 2020   10:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak sebenarnya cerminan, keteladanan kehidupan didepan mata, tetapi mindset negatif thinking  tidak melihat yang hakiki, memilih memandang yang disukai.

Budaya sopan santun, budaya harmonisasi,budaya keselarasan, upaya mewujutkan kondisi yang kondusif sebanarnya adalah perilaku cinta kasih yang membutuhkan pengorbanan. Tetapi sangat sering itu menjadi obyek pemelintiran, salah tafsir dan mengakibatkan banyak jenis kontroversi, dan bahkan permusuhan.

Demikian maka postingan saya di Facebook itu masih bisa dibenarkan : Kecewa itu amarah yang ditahan dan marah itu kecewa yang menggelora. Tetapi kecewa masih bisa berfikir mencari solusi, sedangkan marah biasa membuat luka. Luka adalah kecederaan diri sendiri, orang lain, lingkungan bahkan mungkin global.

Semoga permenungan saya yang sederhana ini bermanfaat. Dan tolong terima perimintaan maaf bila ada salah saya dan tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, Nopember 08 2020. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun