('Bagiku' maksudnya tulisan ini catatan permenunganku yang menggurui diri sendiri namun tercatat untuk berbagi, dimana ada kesempatan.Dan bila saya sebut orang beriman, saya tidak bermaksud untuk bicara agama)
Menarik nafas itu untuk tanda hidup. Buktinya pembunuh itu membungkam kurbannya dengan menutup pernafasan kurban sehingga kurban tak bernafas dan mati. Dan kita mendapat kesegaran dan kenyamanan ketika keluar dari ruang pengap dan bisa menghirup udara dan bernafas bebas.
Menarik nafas segar dan lega banyak kali dipahami bersamaan dengan kesegaran dan hidup yang bebas dalam udara yg cerah, tidak pengap tidak terkurung.
Ada pembelajaran saya dari menggunakan bahasa Latin. Bahasa kuna di Eropa, sehingga banyak kata bahasa Eropa yang kita pun mengadopsinya. Apa itu?
Manarik nafas dalam bahasa Latin itu : Spirare. Aku bernafas itu Spiro. Bentuk kata benda Spiratio. Tetapi Spirare selain berarti bernafas juga bisa diartikan Meniup(kan). Menghembus(kan) (nafas). Yang sekarang kita pakai berasal kata dari sana itu, ada : Inspirasi, Aspirasi, dan Konspirasi. Mari kita memaknai saja kata kata aktual kita sekarang ini.
Inspirasi Asal kata spirare, mendapat awalan In kedalam/didalam, masuk.. Kompasiana sendiri memakai kata Inspiratif. Dalam rangka memikirkan istilah Kompasiana dalam memberi penilaian artikel, saya pernah munulis disini suatu waktu dikategori Filsafat dengan judul Aktualitas, Inspirasi dan Momentum, saya kutip sedikit sebagai berikut :
"Inspirasi"Â adalah kata benda yang berarti "ilham". Sedangkan kata "ilham" sendiri memiliki tiga arti:
1. petunjuk Tuhan yg timbul di hati
2. pikiran (angan-angan) yg timbul di hati; bisikan hati
3. sesuatu yg menggerakkan hati untuk mencipta (mengarang syair, lagu, dsb) Â Jadi inspiratif dan inspirasi mempunyai makna lebih menukik tajam, mendalam, mengarah pada pemikiran. (insight).
Hasil penelusuran dari pemakaian sehari hari ini menunjukkan adanya suatu gerak sanubari oleh pengaruh dari luar. Hembusan dari luar. Artikel Kompasiana yang dinilai sebagai masukan mendalam bagi pembaca bagaikan memberi nafas baru untuk pembaca. Awalan 'IN' pada kata 'SPIRare' memberi makna meniup kedalam.
Memang idealnya artikel itu bahkan membuat orang mendapatkan Aspirasi dalam hidupnya. Apa itu Aspirasi ?
"Aspirasi" ditelusuri dalam tulisan saya tadi juga ada makna ini:
1. harapan dan tujuan untuk keberhasilan pd masa yg akan datang: Garis-Garis Besar Haluan Negara pd hakikatnya adalah -- bangsa;
2. ilham yg timbul dalam mencipta; Â ber*as*pi*ra*si v bercita-cita; berkeinginan; berhasrat
Jadi aspirasi mempunyai makna lebih jauh seperti cita-cita hidup dan luas secara operasionalnya.Awalan 'AD' pada kata 'SPIRARE'.bernafas maju, kedepan, menghembuskan, meniupkan. Atau juga orang mendapat tiupan dari luar yang masik kedalam orang sehingga orang terdorong maju..
Masih ada istilah yang mempunyai kaitan dengan bernafas, namun dalam pemakaiannya sudah lebih jauh terolah oleh praksis. Yaitu : Konspirasi. Asal kata Conspiratio, arti katanya Kesepakatan, Bernapas bersama.
Menurut KBBI, Konspirasi diberi arti Persekongkolan. Â Dari penelusuran beberapa tulisan Persekongkolan itu disponsori, dirancang oleh Kekuatan (bisnis) besar, dengan rancangan terstrukur, melibas banyak pihak, luas untuk kepentingan mereka secara besar, luas, mondial. Yang khas lagi Konspirasi tampil misterius, tidak jelas asal usulnya.
Maka masuk akal ketika kita melihat ada peristiwa besar seperti Covid19 ini lalu muncul/tersiar 'Teori-teori Konspirasi' yang kata teori itu mau menjadi pencerahan tentang terjadinya Covid19 ini. Itu tetap Teori saja, sebab misterius. Tetapi tersiar dan minta orang ikut sepakat.
Tetapi juga masuk akal gaya misterius ini digunakan untuk "Konspirasi-lokal". Konon pihak misterius tertentu melontar issue untuk mengukur seberapa jauh issue tertentu itu laku untuk kampanye pemilu mendatang. Misterius, terstruktur, melibatkan beberapa pihak, dengan trik-trik yang mulus.
Maka pantas dipahami penjelasan KBBI tentang konspirasi, yang adalah persekongkolan,yang hendak mempengaruhi pendapat umum agar sesuai dengan kepentingannya.
Dan ada pula pepatah kuno : Apa yang orang kehendaki, orang mudah percaya (Quod volumus libenter credimus). Penerima teori konspirasi akan mudah percaya sebab teori itu bagaikan memberi aroma gengsi sebagai pemegang rahasia, sebab banyak orang belum tahu. "Dan aku memiliki kunci pengertian tentang peristiwa besar." bla  bla  bla.
Saudara-saudaraku Pembaca yang budiman, apabila aku boleh berbagi. Belajar dari hidup bernafas bersama Inspirasi, Aspirasi, dan Konspirasi, diatas, saya percaya setiap insan yang mau menjadi dirinya sendiri akan peroleh Pencerahan oleh upaya sendiri..
Setiap orang pasti bertemu suatu Peristiwa, peristiwa itu dialami, disadari. Pengalaman terhadap peristiwa itu lalu dihayati, diambil pembelajaran. Dari peristiwa itu didapat hikmah, diterima, diakui direfleksi. Itu semua membuat orang bersikap dan menindak lanjuti dari hikmah peristiwa.
Yang dibutuhkan Kepekaan, dan Keberanian untuk move on bila memang perlu. Perlu kepekaan terhadap situasi lingkungan yang manawarkan 'Peristiwa' yang memberi hikmah yang mencerahkan. Sebab itulah 'Pencerahan' yang bisa diperoleh dan memberi inspirasi dan aspirasi untuk hidup kedepan.
Pencerahan itu pengalaman yang benar membuat orang bernafas lega melihat kecerahan tentang dirinya sendiri ditengah lingkungannya dan alam semesta. Banyak teladan orang yang demikian memperoleh tanpa ragu keberanian memperbarui kehidupannya kedepan.
Baru saja saya baca seorang Elisabet Sutedja , kaya raya, S1 ITB, S2,S3 Universitas Havard USA, pernah jadi wakil pimpinan pengembangan bisnis Boeng Company USA...berpengalaman memperoleh inspirasi pertama th 2003 Â di Jakarta dan- 2014.dan meninggalkan kekayaan, kejayaan prestasi, masuk .biara St. Clara di Itali, yang berarti memilih jalan kehidupan untuk pelayanan kepada sesama dalam kaul kemiskinan, wadat tak bersuami, serta ketaatan kepada atasan. Dan sudah agak lebih dahulu saya baca pula konon Lucy Agnes , cucu boss Jarum, S2. Â masuk biara Ibu Theresa
Cyrus Habib, wakil gubernur Washinton DC ,berhenti dari jabatan masuk seminari Imam Yesuit. Yesuit adalah sebuah terekat religius,yang di Indonesia ini sudah banyak berkarya dengan sekolah sekolah yang humanistis, seperti dahulu Normalskol van Lith di Muntilan Jateng, kini Kolese Debrito, Yogyakarta, Kolese Loyola Semarang,Kolese Ignatius Jakarta, dan menghasilkan tokoh-tokoh pengembang dinegeri ini..
Tarekat religius itu didirikan oleh Inigo Lopez de Loyola,(1491-1556) yang berupaya memperoleh pencerahan, dipicu oleh pengalaman pahit,kalah dalam karir keprajuritan di jamannya. Langkah panjang diawali dengan membaca,berdoa,berjiarah,mengambil keputusan dengan keyakinan tentang kehendak Allah.
Seorang L.A.Sardi,SJ. Menulis dalam buku kecil berjudul "Berani Ambil Keputusan" (Penerbit Seknas KDoa, Yogyakarta 2019 cet3) Â yang memaparkan 14 langkah latihan rohani gaya Inigo itu. Tulisan itu : "....ada kenyataan benar tentang mistik intelektual dari penghayatan iman dan peziarahan rohani hidup ini. Isinya, dengan akal budi, kita mengerti, ataupun oleh iman akal budi kita dibimbing dalam peziarahan hidup." (hal.39,opcit)
Dari kutipan ini saya belajar apa arti humaniora dalam pendidikan, yaitu menjadikan manusia seutuhnya dilandasi oleh iman. Itu mau menegaskan mengapa kaum intelektual menemukan panggilannya, aspirasi hidupnya kuat menata kemanusiaannya. Itu berkat upaya siapa saja yang manusiawi memperoleh Pencerahan dengan refleksi dan doa..
Penulis sendiri melihat dengan sadar telah mengalami beberap kali pencerahan setelah katakan 1000 kali refleksi pada saat memperigati.40 th pernikahan. Pencerahan pertama saat memilih sekolah, kedua saat niat mau nikah, dan ketiga saat 25 th pernikahan. Saya peroleh niat sukses, saya peroleh kesadaran akan panggilan, dan saya peroleh niat untuk belajar sampai mati.
Menarik nafas untuk hidup yang segar sehat penuh semangat itu perlu kepekaan, untuk peroleh insirasi dan aspirasi, tak termakan konspirasi dan Tuhan selalu membimbing kita melalui seribu satu cara.
Demikian catatan permenungan saya, mohon maaf karena terbatasnya bacaan maka saya hanya membuka illustrasi yang terbatas saja. Dan itu apa adanya diri saya. Tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, Agustus 15, 2020. Emmanuel Astokodatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H