Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tengok Kanan Tengok Kiri 20 Kali

12 Juli 2020   20:09 Diperbarui: 12 Juli 2020   20:11 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau dikupas diurai sedemikian ini seperti tak ada masalah, tetapi kalau sedang menghadapi mengalami apa yang tersebut diatas serasa tak ada yang lebih sengsara lagi daripada kita ini. Karena itu sekilas kupaslah sebelum dialami. Atau Tengoklah kanan, tengoklah kiri.20 x menjadi kebiasaan dari awal.

Selanjutnya pertanyaannya adalah: Apakah itu bukan saran untuk orang supaya kerja keras ? Jawabnya : Mungkin juga ?  Setiap orang boleh mempunyai ritme atau irama kerja masing-masing. Akan tetapi semua membutuhkan managemen tata kelola jiwa raga yang sesuai dengan kemampuannya. Perlu dibuat protokol kesehatan untuk masing-masing peran dalam tubuh(mata,otak,perut).

Ritme kerja para menteri mungkin berbeda dengan Presidennya. Jokowi terlatih terdidik bekerja keras hingga mampu menghadapi situasi ektra ordinary  Tetapi mungkin yang lain kurang. Orang boleh bilang Wong Jawa sukanya "Alon alon waton kelakon", pelan pelan nanti akan terjadi. Itu terjemahannya yang salah, koreksinya ada pada Jokowi : "Sabar tetapi prinsipnya tetap dipegang dan berjalan".

Karena dia mengalami pendidikan hidup berat dalam keluarga : "Jalannya menjadi orang bermanfaat dan bisa dihandalkan, hanya dengan kerendahan hati sabar sehingga mampu melihat nilai kedepannya yang harus tercapai".(Dedalane guna lawan sekti kudu andap-asor wani ngalah luhur wekasane./Tembang Jawa)

Pada saatnya harus dihandalkan rupanya para menterinya membutuhkan cambuk, dan ternyata efektif. Bahwa masih perlu dicambuk lagi karena belum waktunya istiahat atau cuti, yaaaah apa boleh buat, dicambuk lagi.

Demikian hasil "tengok kanan tengok kiri 20x" dialam zaman Covid-19 ini. Sebenarnya pengembangan terjauh dari pesan bukan sekedar kewaspadaan, kerja keras,tetapi : "Dapatkah kita melihat dengan mata batin kita nilai-nilai dan kebaikan dikanan kiri kita dan menyikapinya ?"

 Akhir kata : Maafkan bila ada salah kata.Tolong Pembaca yang budiman terimalah salam hormatku.

Ganjuran, Juli 12 2020. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun