Para peneliti (Wheeler,Sigali dan Landy, Synder) pada umumnya juga menyebutkan bahwa persahabatan juga memasalahkan status sosial, kwalitas pribadi secara sosial juga seperti kemampuan akademis, relasi relasi terhormat dsb.Â
Demikian tadi pendapat para ahli psikologi yang saya baca dari antara lain ceramah Adijatmo Astjarjo S.Psi.MM di suatu pertemuan pemuda Yogyakarta, 2017 Â Tetapi saya melihat setiap orang dihadapkan pada suatu Peristiwa, Itulah Pengalaman dan mulai dengan pemaknaan, dilanjut dengan Pengakuan/Penerimaan, dilanjut dgn Pengamalan pesan dan makna2 yg diserap. Sehingga peristiwa persahabatan saya sepanjang hidup saya ini menjadi Catatan Cinta Sahabat yang asli, dan akan menjadi permenungan sebagai langkah saya necep(menyerap) neges (memaknai) dan mengemban pesan Peristiwa hidup ( mencoba mengamalkan pesan), ( Belajar dari Dr.Greg Utomo pr, dengan Necep, Neges, Ngemban, .sikap terhadap peristiwa atau Sabda) Sesuai dengan signalemen Dorvan dkk. Saya pun memperoleh kemantapan, bahwa jatidiri kita itulah Niat dan Motivasi, Dinamikanya itu Rasa Keterpanggilan dan Respon kita terhadap dunia diluar diri kita. Semua itu harus diwarnai Cinta kasih,dan Semangat belajar abadi. Inilah jati diri dan visi kehidupan dari pesan cinta sahabat bagi saya. Dan jelas persahabatan lebih dari sekedar persiapan remaja untuk hubungan cinta yang lebih dewasa, tetapi bisa terjalin persahabatan khas dewasa, spiritual, dan sampai mati.Â
Semoga Catatan Cinta Sahabat ini bisa secara baik saya komunikasikan saya bagikan  agar mungkin membuka wawasan dan persahabatan pula. Salam hormatku berserta terima kasih saya atas kesediaan membaca tulisan ini.
Ganjuran, 20 November 2018
Emmanuel Astokodatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H