Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Perkentutan dan Perselingkuhan

13 Juni 2018   16:50 Diperbarui: 13 Juni 2018   16:55 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat 1980 dan masyarakat sekarang belum banyak berbeda dalam hal bahwa mereka tidak merasa nyaman bila melihat pelanggaran hukum kemasyarakatan. Lebih lagi atau khususnya dalam hal perkawinan dan atau hal yang bersangkutan dengan seksualitas.  Ada istilah dalam synetron di RCTI berjudul  "Dunia Terbalik" istilah dari peran Bang Aceng dan Kakek Said, apa yang mereka katakan: "Pejuang Cinta".

Pejuang Cinta RCTI seorang kakek berhasil dalam persaingannya merebut hati perempuan muda cantik kembang desa. Sementara Pejuang Cinta yang saya saksikan adalah peristiwa percintaan seorang janda dan duda di kawasan kecamatan saya. Janda itu menaruh hati pada mantan komandannyayang juga sudah menduda. Sang janda merasa sudah pernah direstui oleh suaminya untuk menjalin hubungan dengan komandannya.

Tetapi untung tak dapat ditolak bala tak bisa dihindarkan, percintaan mereka tidak didukung dan disetujuai oleh anak-anak kedua pihak. Dan merekapun tidak kunjung menyerah.Tetapi ketika mereka tidak segera melangsungkan pernikahan dan mereka tetap kesana kemari didepan umum seperti layaknya suami isteri. Maka terjadi heboh dilingkungan kami. Dan pejuang cinta terpaksa perjuangannya dihentikan oleh kematian salah satunya. Tuhanlah yang akhirnya  menyelesaikan problema dan kontroversi peristiwa lingkungan kami.

Problematika kasus "percintaan" yang diselesaikan oleh Tuhan dengan kematian adalah Percintaan bahkan Perkawinan Poligami yang dihadapkn kepada Hukum Perkawinan Gereja yang monogamis. Beberapa kasus saya saksikan bahwa kematian yang menyelesaikan. Beberapa kali pembabtisan masuknya warga baru kedalam Gereja, ditunda sampai apabila lelaki itu bersedia menceraikan salah satu isterinya. Banyak kali terjadi mereka dibabtis setelah salah satu isterinya meninggal sehingga perkawinannya monogami.

Ada kasus lain lagi. Disana seorang pengkhotbah salah satu profesi kepemimpinan suatu Gereja meninggalkan tugas pelayanannya setelah ayahnya meninggal. Ketika temannya menanyakan dia menjawab bahwa dia harus menggantikan peran ayahnya untuk adik adiknya. Suatu jawabab yang sangat wajar. Tetapi jawaban mengejutkan ketika saya bertanya kepadanya dalam satu dialog dari hati ke hati.

Ternyata pada profesi didalam Gereja itu hatinya tidak nyaman. Ada pertentangan batin. Dia mengaku bahwa jalur panggilan hidupnya sebagai pelayan umat itu bukan untuknya. Dia selalu sebelum itu didorong oleh ambisi ayahnya. Bahkan katanya : Ayah yang terpanggil, saya yang menjalankannya. Setelah ayah meninggal tugasnya/panggilannya berakhir "jadi saya mengundurkan diri dalam menjalani panggilan ayah".

.Pembelajaran yang saya peroleh:

1.Tidak setiap peristiwa menarik untuk dipelajari, kalau tidak ada unsur kontroversial. Dalam kasus kontroversial terdapat pihak-pihak yang punya tersendiri/saling berbeda: prinsip, visi, misi, opini, cara pendekatan dan cara memandang, yang masing masing mempunyai dan membawa dampak tersendiri.

2.Yang sangat tajam bila ada pertentangan antara Cinta/hasrat/dalam situasinya dikonfrontir dengan Prinsip moral dan rasa kebajikan/keadilan Publik

3.Namun kebijakan Pemimpin yang arif sangat sering kompromi melalui prinsip " In dubio libertas (Dalam keraguan orang bebas terhadap pilihan) atau juga mengambil pilihan Minus Malum (Yang paling kurang jahat).

Demikian kompilasi permenungan saya dua bulan terakhir ini.  Semoga ada manfaat apatah ini, saya boleh "berbagi bukan hasil belanja",  cuma hasil lamunan. Dan maaf tolong terima salam hormat saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun