Berbagi adalah memberikan (sebagian) dari apa yang menjadi miliknya. Ketulusan dalam memberikan menurut saya adalah sikap lepas bahwa pemberian itu akan diterima atau kurang diterima atau tidak diterima dengan baik. Sebab ada banyak segi dan sisi yang dikategorikan apa yang disebut : “Keterbatasan”. Komunikasi tertulis lewat media ada minimal tiga pihak dengan kepentingan dan keterbatasan masing- masing. (Penulis – Media – Pembaca)
Dari sisi kepentingan saya merasa hingga saat ini di Kompasiana, saya sudah menerima apa yang menjadi hak saya.Terima kasih, Admin Yth. Kurangnya itu keterbatasan dari semua pihak, itu saja.
Mau bertanya keterbatasannya perlu saja saya sendiri tahu memahami dan terus berupaya melengkapi.
Saya juga merasa cukup memahami kekurangan dan kelebihan. Bahkan saya pernah Curhat : “Ada hal-hal yang saya tak bisa berbagi kepada semua”. Terus terang kebahagiaan saya yang bersumber pada keimanan, lingkungan terbatas, dan sedikit yang lain. Sementara itu selalu perlu mencari dan meningkatkan mutu dan tambahan apa yang baik untuk dibagikan. Termasuk pula upaya peningkatan teknik dan cara penyampaiannya. Kadang saya juga beranggapan bahwa berbagi itu sekedar seperti jasa pertolongan bidan terhadap lahirnya pemikiran pembaca.
Maka saya setuju saja dengan mengutip pernyataan Bunda Pipiet : “Biarlah Karyamu Menemukan Takdirnya”, yang spesifik bagi saya : Berbagi adalah Memberikan (Sebagian) Dari Miliknya (yang terbatas). Yang penting Tulus Ikhlas dan berupaya memberikan yang terbaik..
Salam hormatku untuk Pembaca yang budiman.
Ganjuran, 17 April 2016, Emmanuel Astokodatu.
