4. Kompasoaner Susy Haryawan menulis : “Sering pandangan kita lucu dan aneh ketika mengomentari orang secara luar biasa, berlebihan pada titik yang belum jelas, hanya karena adanya perbedaan yang signifikan, bisa karena beda ras, agama, dan pilihan politik.” Selengkapnya di sini
Pembelajaran yang saya petik bagi diri sendiri adalah
a. Pentingnya pandangan yang tidak partial saja, tetapi holistic (historis dan lingkungan)
b. Jangan menghakimi, tetapi lebih menarik hikmah dan bersyukur ada orang mau kedepan jadi selebritis menjadi cermin buat kita lewat media.
c. Pertanyaan terbersit : Sepertinya Facebook bagi beberapa Kompasianer menjadi tempat alternatip untuk tidak saya sebut sebagai pelarian dari gangguan error kompasiana.
Tentu memang ada pengaruh dari factor pertemanan, factor issue yang diangkat, selanjutnya teknis penulisan yang sederhana.
Tips sedikit untuk membebaskan diri dari kecenderungan menilai orang dan kemarahan sia-sia :
1. Biarkan orang lain dalam ekosistemnya sendiri
2. Percayalah orang lain itu berniat baik sesuai yang dia tahu
3. Sebagai komunikator ambil sikap yang fleksibel, jangan hitamputih.
4. Janganlah respon yang kita terima membuat umpan balik yang kurang pas.