Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umur dan Keikhlasan

23 September 2010   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:01 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabda Tuhan, Wahai manusia kau dapat tambahan 15 tahun lagi.

Sudah berapa tahun nanti umurmu : 25 tambah 15, tambah 15, tambah 15 sudah 70 tahun cukup....?

Melihat kemurahan Tuhan manusia masih mengajukan permohonan lagi Katanya manusia hanya boleh memohon. Ada kesempatan ambil saja. Katanya: ja Tuhan, mungkin Tuhan berkenan beri lagi aku umur tambahan lagi....

Sabda Tuhan, he kera, kau kuberi umur 25 tahun mau?

Seperti yang lain kerapun hanya mohon kepada Tuhan umur 10 tahun. Dan manusia mendapat bonus 15 tahun lagi......

Umur manusia menjadi 70 tahun plus 15 tahun.....Dan nasib manusia menjadi 25 tahun bahagia didekat orang tua, 15 tahun menjadi sapi perah hidupnya berat, 15 tahun semakin berat lagi seperti kuda beban, 15 tahun lagi dia tinggal menjadi penunggu rumah, seperti anjing, dan akhirnya 15 tahun seperti kera yang diusir dan ditaruh dirumah jompo....

Kasihan deh lu.... Manusia serakah, yang bersemboyan: manusia diberi untuk memohon..... kapan lagi berterima kasihnya.... (ini cerita tamu teman saya, bukan fiksi saya)

IV. PERISTIWA KEDUA

Siang hari yang sama sesampai saya ditempat kerja, datang berteriak didepan pintu seorang musyafir lagi. Saya keluar didepan pintu terlihat dua orang pemuda dan seorang lagi lewat saja. Ternyata mereka satu rombongan. Kecuali dari gaya penampilan, juga barang bawaannya tas yang seragam.

Demikian dia saya dekati langsung dia nerocos, minta sumbangan seiklasnya untuk beaya pulang kesuatu kota sekitar 400 km dari Yogyakarta. Saya ragu. Dia lalu minta untuk beli makan. Saya jadi semakin ragu, apakah ada dinegeri ini rombongan minta ongkos pergi jauh dan beaya makan.

Saya ingat ada tulisan dipapan terpancang ditepi jalan :  Jangan berikan uang kepada anak-anak peminta dan pengamen, tetapi salurkan sumbangan anda ke lembaga social.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun