Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berawal dari Sebuah Pertanyaan

18 Agustus 2021   14:00 Diperbarui: 18 Agustus 2021   14:02 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kamu tahu Socrates yang senang berdikusi dimanapun dan bersama siapapun ia selalu mencari jawaban lewat dialog interaktif, ia memperkenalkan proses dialektika walaupun beranggapan bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak.

Dalam proses pertanyaan dan diskusinya di Athena, Socrates harus menerima bahwa tidak semua orang mempunyai pendapat yang sama bahkan setuju dengan pemikirannya, maka pada saat itu Socrates dituduh mengingkari dewa dewa negara, memperkenalkan dewa dewa baru dan merusak kaum muda. Padahal yang dilakukan socrates adalah berfikir Rasional, menggunakan akal dan Logika.

Begitulah manusia tidak selamanya mempunyai pemikiran yang sama, maka seorang filsuf haru memiliki kesabaran dan kebijaksanaan dimana ia tidak menganggap dirinya paling benar namun juga menghargai pendapat oranglain. Socrates mati akibat tuduhan-tuduhan tidak berdasar ia diadili dengan harus meminum racun, tapi apakah kamu tahu bahwa Socrates tidak menyesal dengan apa yang dia perbuat, tidak sedih karena harus mati, bahkan ia menyuruh teman atau kerabatnya untuk tidak bersedih, dia menerima semua yang dituduhkan dan hukuman yang dia terima tanpa menggadaikan apa yang selama ini ia perjuangkan.

Ilmu pengetahuan hadir melalui perjalanan panjang ketika seorang filsuf berpegang teguh terhadap pengetahuan sampai akhir hayatnya, merenggut nyawa hanya demi mempertahankan pendapatnya. Begitu tragis sedangkan kita yang hanya menerima hasilnya sudah tidak mau bertanya, takut bertanya dan merasa lelah untuk bertanya. Lalu terbuai dengan rutinitas yang dilakukan setiap hari.

Aku tidak menyuruhmu untuk membangkang kepada orang dewasa, atau mempermalukan gurumu dikelas tapi aku hanya mengajakmu untuk berani bersuara, bukankah kebenaran harus disuarakan, dan jika kebenarannya itu kamu tidak tahu maka kamu perlu mempertanyakannya. Jika kamu mengerti dan tidak ingin bertanya maka carilah hal yang kamu tidak mengerti dan tanyalakanlah. Sebab mungkin saja melalui pertanyaanmu kamu mewakili juga pertanyaan teman-temanmu dan membantu mereka agar paham dan mengerti.

Bisa saja kamu mencari jawaban tidak perlu bertanya kepada oranglain tetapi dengan membaca buku sebagai jembatan dalam proses mencari jawaban, ada banyak cara yang bisa kita lakukan dalam mencari jawaban karena hal yang terpenting itu adalah tidak memadamkan rasa ingin tahu mu dan menghapus semua pertanyaan-pertanyaan yang kamu ajukan. Biarkan keresahan hatimu itu membuat kamu berfikir, sejenak memberikan relaksasi untuk otakmu seperti berolahraga ringan setiap hari dan jangan pernah kamu lupakan kehidupan kita berawal dari pertanyaan Nabi Adam a.s yang merasa tidak tahu maka oleh Allah swt diperintahkan untuk membaca lalu bagaimana Nabi Ibrahim a.s yang mempertanyakan soal Tuhan.

Pertanyaan itu hadir lewat orang-orang besar dan berpengaruh, mereka pun sama banyak bertanya, merasa tidak tahu apa-apa maka mereka mencari jawaban atas apa yang mereka tanyakan. Mengapa kita harus bersekolah sebab kita harus bersekolah karena kita harus membaca, memperlajari apa yang ada di alam raya ini, agar kita tahu dan menjadi orang yang bijaksana dalam menggunakan ilmu pengetahuannya. Agar yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, yang asalnya tidak mengerti menjadi mengerti lalu apakah kita akan terus menyianyiakan waktu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun