Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tarung Persepsi Publik di Politik Turki dan Pembelajarannya

15 Juli 2021   11:43 Diperbarui: 15 Juli 2021   15:15 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilihan Sistem Pemerintahan (Parlementer vs Presidensial) - Dokpri

Pembelajaran Untuk Publik Indonesia

Beberapa hal yang bisa kita jadikan pembelajaran dari kasus di Turki berdasar survei di atas adalah sebagai berikut.

  1. Partai Politik musti menguatkan tak hanya ideologinya untuk menarik perhatian dan dukungan massa dan calon pemilih. Pilihan ideologi sangat menentukan kelompok publik mana yang bisa ditarik jadi pendukung.
  2. Ideologi berbasis agama (Islamisme dalam kasus Turki) ternyata masih kuat dipakai sebagai magnet penarik dukungan publik. Hal serupa nampaknya berlaku juga di Indonesia.
  3. Kuatnya dukungan publik atas suatu itu, e.g. perubahan sistem Parlementer ke Presidensial, menunjukkan 'kegagalan' partai-partai di parlemen untuk menunjukkan demokrasi memang secara riil bermanfaat bagi kehidupan publik. Sehingga ketika ada dorongan menyerahkan kekuasaan ke tangan presiden (yang kuat), maka publik terbuai. Artinya kita butuh menguatkan kerja nyata para anggota dewan perwakilan kita jika tak mau fenomena serupa terjadi di Indonesia.

Demikian menurut saya paparan singkat berdasar hasil survei dari lembaga di Turki tersebut dan apa yang bisa kita pelajari darinya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun