Pembelajaran Untuk Publik Indonesia
Beberapa hal yang bisa kita jadikan pembelajaran dari kasus di Turki berdasar survei di atas adalah sebagai berikut.
- Partai Politik musti menguatkan tak hanya ideologinya untuk menarik perhatian dan dukungan massa dan calon pemilih. Pilihan ideologi sangat menentukan kelompok publik mana yang bisa ditarik jadi pendukung.
- Ideologi berbasis agama (Islamisme dalam kasus Turki) ternyata masih kuat dipakai sebagai magnet penarik dukungan publik. Hal serupa nampaknya berlaku juga di Indonesia.
- Kuatnya dukungan publik atas suatu itu, e.g. perubahan sistem Parlementer ke Presidensial, menunjukkan 'kegagalan' partai-partai di parlemen untuk menunjukkan demokrasi memang secara riil bermanfaat bagi kehidupan publik. Sehingga ketika ada dorongan menyerahkan kekuasaan ke tangan presiden (yang kuat), maka publik terbuai. Artinya kita butuh menguatkan kerja nyata para anggota dewan perwakilan kita jika tak mau fenomena serupa terjadi di Indonesia.
Demikian menurut saya paparan singkat berdasar hasil survei dari lembaga di Turki tersebut dan apa yang bisa kita pelajari darinya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!