Lalu bagaimana solusinya?
Menurut Roedyanto Soesilo, di luar perkara teknis arsitektur dan tata ruang, butuh adanya pemahaman akan local wisdom macam ini jika ingin mengentaskan perkara banjir Jakarta, khususnya terkait kebiasaan buang sampah di sungai.Â
Tentu penting membuat saluran gorong-gorong, atau kawasan resapan, atau pompa air, namun mengakomodasi pandangan dunia sebagian besar warga urban Jakarta dan mendayagunakannya secara positif untuk meminimalisasi efek kebiasaan buang sampah perlu mendapat perhatian lebih.
Karena sebuah kota yang baik tak hanya kota yang menyediakan ceruk-ceruk modern dengan segala fasilitas untuk warganya yang berpunya, namun juga posibilitas dan layanan publik untuk memberi ruang hidup bagi warga yang tak berada. Ujungnya menciptakan dan menjaga harmoni bagi setiap warga, tak peduli latar belakang sosial dan ekonominya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H