Ketika tak bisa mengalahkan dengan prestasi, seranglah dengan klaim kebenaran agama. Ketika tak bisa meninggikan diri dengan pencapaian riil di kancah publik, rendahkanlah musuh dengan pelecehan agama.
Menyedihkan. Jujur saya trenyuh dengan trend semacam ini semakin marak belakangan. Saya khawatir seperti apa wajah bangsa kita jika hal-hal semacam ini terus dibiarkan.
Saya akan lebih dukung jika mereka yang tidak setuju dengan suatu hal tentang agama atau kepentingan publik menyuarakan kritiknya lewat tulisan. Untuk kemudian mewacanakan diskusi. Bertemu, berdebat, saling mengklarifikasi maksud, bertabayyun. Bukan dengan demo, bukan dengan walk out, apalagi dengan boikot.
Kita adalah bangsa yang beragam. Ada lebih dari 280 juta orang di negeri bernama Indonesia. Artinya, ada 280 juta lebih tafsir akan kebenaran. Mulailah belajar menghargai perbedaan ini. Caranya, mulailah dengan tidak terlalu sensitif akan semua hal dan selalu mengaitkannya dengan agama.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H