Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melirik Sistem Pendidikan Dasar di Inggris

25 November 2017   03:05 Diperbarui: 25 November 2017   03:22 7327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanaman  kepercayaan diri saya lihat juga mendapatkan porsi luar biasa dalam  sistem pendidikan dasar di sini. Anak diajari untuk berani berpikir, menyampaikan pendapat, serta bertanya pada guru tentang apapun. Menjadi  'ceriwis' seperti Mas Azka, mendapatkan apresiasi jauh luar biasa dibanding saat dia masih bersekolah di Indonesia dulu. Sesuatu yang  melegakan bagi kami, karena sebelumnya kami sempat khawatir.

Ohya, aktifitas fisik juga mendapat perhatian tak kalah besar di sini.  Kegiatan PE dilakukan seminggu dua kali, umumnya berupa lari keliling lapangan olah raga dilanjutkan aktifitas seperti bermain sepakbola atau  sejenisnya. Jika cuaca dengan memburuk, yang sering terjadi di sini, kegiatan pun beralih ke ruang assembly, semacam aula di dalam gedung  sekolah.

Mereka pun tak jarang diajak ke pantai Bournemouth, yang  jaraknya tak lebih dari 10 menit jalan kaki, untuk berolahraga  sekaligus mengamati kehidupan yang ada. Karena Mas Azka murid baru,dia  pun diwajibkan ikut kelas renang seminggu sekali. Dan yang  menggembirakan adalah, dia menikmati aktifitas tersebut serta sekarang  telah mampu berenang secara baik--sementara saya sendiri tidak bisa.

Ohya, saya hampir lupa, sekolah di sini mewajibkan anak untuk membawa  bekal makan sendiri. Yang nantinya akan dinikmati bersama kawan-kawannya  di jam makan siang. Ada panduan wajib dari sekolah bahwa bekal harus  menyertakan buah setiap hari. Namun uniknya, anak dilarang untuk berbagi  makanan dengan temannya, bukan karena pelit, namun karena kekhawatiran  resiko alergi. Yeah, di sini banyak anak yang alergi makanan tertentu,  khususnya kacang-kacangan.

Masih soal makan siang, ternyata ada  fasilitas makan siang gratis bagi anak-anak yang keluarganya kurang  mampu. Ya, jangan kaget, di Inggris tak sedikit keluarga, khususnya  warga lokal, yang mengalami masalah finansial, sehingga tak cukup mampu  menyediakan bekal makan siang memadahi untuk anak-nya. Dalam kasus  semacam ini, sekolah menyediakan makan siang yang disiapkan staff  khusus. 

Plus, satu hal lagi, beda dengan di Indonesia, tidak  akan bisa dijumpai abang-abang penjual jajan atau mainan di luar pagar  sekolah. So, anak tak butuh uang jajan di sini--berita bagus buat kami  sebagai orang tua. En, satu lagi, seberapapun dekat rumah tinggal, anak  sekolah dasar di sini tidak diperbolehakan berangkat atau pulang sekolah  sendiri. Orang tua atau wali musti mengantar jemput. Dalam kasus  tertentu, ketika orang tua tidak bisa menjemput atau telat, ada layanan  penitipan anak atau kelas hobi tambahan selama 1-2 jam. 

So,  begitulah cerita singkat berdasarkan pengalaman kami menyekolahkan anak  sejauh ini. Kesan kami sejauh ini positif terhadap sistem dan aplikasi  pendidikan di Inggris, khususnya di kota Bournemouth ini. Sekiranya Anda  terpikir untuk membawa anak usia sekolah ke sini, tak perlu khawatir.  Insya Allah akan jadi pengalaman yang menarik dan bermanfaat bagi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun