Jika Anda bertanya, apa aktivitas favorit masyarakat Inggris? Sebagian besar di antara mereka mungkin akan menjawab; going to pub and drinking. Pergi ke pub (semacam bar) dan minum.
Tentunya bukan minum teh atau kopi. Bir dan minuman beralkohol lainnya adalah yang dicari. Dan, jujur saya bilang, rata-rata orang Inggris doyan dan kuat minum. Sekali nongkrong di pub, mereka bisa menghabiskan antara 2-5 pint bir. Pint adalah gelas bir besar sekitar 568 ml.Â
Jika Anda diajak jalan dan nongkrong oleh orang Inggris, bersiaplah untuk diajak minum pula. Mereka memang suka menghabiskan waktu bersama dengan cara seperti ini. Namun, terkadang aktivitas minum ini berlebih, sehingga berujung ke hal-hal kurang apik seperti mabuk; yang kerap berujung pada perkelahian, tindakan antisosial seperti iseng merusak fasilitas umum di jalan, kencing sembarang dan lain sebagainya.
Adalah budaya umum di sini untuk minum alkohol. Tak perlu menunggu momen khusus untuk minum bir, cider, wine atau sejenisnya. Tak pula musti menunggu malam untuk menenggak segelas besar Guinnes. Anda akan mudah menemui orang minum di pagi hari, siang saat lunch, apalagi selepas jam kerja.Â
Peneliti dari Sheffield University menyebut 32.475 kematian diakibatkan kanker liver, sementara 22.519 lainnya diakibatkan penyakit liver karena alkohol. Hal ini artinya tak kurang dari 5 orang meninggal per harinya karena alkohol.
Lembaga yang  sama memprediksi, dalam lima tahun ke depan, akan ada sebanyak 63.000 kematian akibat penyakit terkait alkohol. Di mana, pemerintah Inggris musti mengeluarkan dana tak kurang dari 16.74 milyar, atau sekitar 300.912 trilyun rupiah untuk layanan NHS (National Health Service) terkait alkohol ini. Â
1. Budaya
Minum alkohol, khususnya bir adalah budaya umum di sini. Tak jarang anak-anak mulai minum sejak duduk di sekolah menengah (setingkat SMP), meski secara aturan formal mengharuskan minimal usia 18 tahun untuk bisa  membeli minuman beralkohol.
 2. Harga
Harga minuman  beralkohol relatif murah. Segelas besar (pint) bir dijual mulai 2 atau  sekitar 35 ribu rupiah. Sebotol wine asal Italia, atau Australia bisa  dibeli kurang dari 10 pound di toko semacam Tesco. Sementara, untuk minuman kelas berat macam whiskey, rum, atau vodka Anda cukup merogoh  kocek mulai 16 untuk botol 1 liter.
3. Promosi
Promosi masif baik di toko-toko, media massa maupun social media menjadikan konsumsi alkohol semakin marak. Umum Anda temui promo berupa diskon besar-besaran untuk brand-brand minuman alkohol atau paket buy 1 get 2 menggoda konsumen untuk membeli lebih dari jumlah yang sebenarnya disarankan  pemerintah sebagai konsumsi aman.
4. Availabilitas di Mana-Mana
Mudahnya menemukan minuman alkohol hampir di semua tempat di sini  adalah problem tersendiri. Anda tak perlu pergi ke pub atau bar hanya untuk minum. Toko serba ada macam Tesco mudah ditemui di setiap sudut  kota. Belum lagi off license strore (semacam toko kelontong) ramai menjualnya. Belum lagi cafe atau restoran bisa dipastikan menyediakan  minuman beralkohol.
Nah, yang paling mengejutkan, sebagaimana pernah saya tulis sebelumnya, bahkan di bandara semacam Luton Airport di London atau Manchester Airport, terdapat cafe dan duty free shop yang menjual bebas alkohol bahkan memungkinkan penumpang minum sepuasnya  sebelum naik pesawat. So, wajar kalau jumlah insiden di bandara dan di  dalam kabin akibat penumpang mabuk meningkat dari tahun ke tahun.
1. Anjuran Batasan Minum yang Aman
Pemerintah Inggris memberikan anjuran, bahwa untuk orang dewasa, batasan minum alkohol yang aman adalah sebanyak 14 unit per minggu. Asumsinya adalah, 1 unit alkohol adalah jumlah yang bisa diolah tubuh manusia hingga bersih dari darah dalam durasi 1 jam.
Panduan yang  mulai diterapkan tahun 1987 ini menggunakan unit sebagai ukuran jumlah alkohol terkandung dalam minuman. Di mana 1 unit setara dengan 10ml atau  8g alkohol murni dalam minuman.Â
Tentunya, berapa unit terkandung dalam segelas atau sebotol minuman tergantung jenis minuman, prosentasi alkohol terkandung serta sebanyak apa minuman yang Anda tenggak. Sebagai contoh, segelas besar bir lager senilai 3 unit, sementara segelas kecil (175ml) wine senilai 2 unit. Sedangkan 1 shot (25ml) vodka sama dengan 1 unit.
2. Larangan Mengemudi Setelah Minum
Adalah aturan di hampir semua negara, khususnya di Inggris, Anda  dilarang mengemudi setelah minum atau saat mabuk. Tentunya karena hal  itu berbahaya, dan beresiko kecelakaan. Jika Anda diketahui atau  tertangkap polisi tengah mengemudi saat mabuk, tilang dan denda berat  menanti.
3. Usulan Peningkatan Harga
Konsumsi alkohol  berlebih dipicu relatif murahnya harga minuman. Khususnya di kalangan  anak muda di mana kebiasaan membeli minuman murah dalam jumlah banyak  menggejala. Pemerintah Skotlandia mencoba mengurangi hal ini dengan  mengusulkan harga minimum 50 pence (sekitar 8 ribu rupiah) per unit alkohol.
Untung kita yang hidup di Indonesia. Di mana penjualan  minuman alkohol dibatasi, baik dari sisi jenis, jumlah dan lokasi yang  menjualnya. Belum lagi karena budaya kita tidak meng-encourage kebiasaan  minum. Meski, dalam pandangan saya, kita mengkompensasikannya dengan  rokok.
So, begitulah sekelumit masalah kehidupan di Inggris. Lain  kali, jika Anda bertanda ke sini dan menemui orang-orang ribut di  jalan, berteriak-teriak tak jelas, atau kencing sembarangan di taman  atau bahkan berkelahi, bisa dipastikan mereka sedang mabuk alkohol.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H