Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Musim Gugur, Keindahan Nan Morbid

22 November 2017   02:01 Diperbarui: 22 November 2017   02:27 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Autumn Leaves. Dokumentasi Pribadi

The falling leaves drift by my window
The autumn leaves of red and gold
I see your lips the summer kisses
The sunburned hands I used to hold

Sepenggal bait Autumn Leaves saya gumamkan saat menulis catatan ini.  Lagu yang versi aslinya dalam bahasa Prancis berjudul Les feuilles  mortes ini saya kenali pertama kali saat membaca buku Jazz, Parfume dan  Insiden-nya Seno Gumira Ajidarma. Sejak saat itu, ia menjadi lagu jazz favorit  saya.

Mendengarkan lagu yang lirik bahasa Inggrisnya ditulis  Johnny Mercer ini, saya dulu membayangkan sebuah dunia berwarna senja  keemasan. Di mana pohon meranggas, serta dedaunan merah jatuh perlahan  untuk kemudian berserakan di tanah. Imaji saya melanjutkan dengan sosok  sepasang kekasih berpagut dalam remang petang.

Autumn Leaves. Dokumentasi Pribadi
Autumn Leaves. Dokumentasi Pribadi
Setelah tiba di  negeri ini, di mana musim gugur adalah bagian hidup yang dialami, saya  menemukan banyak kesesuaikan dalam lagu itu. Meski imaji romantis saya  tentangnya tidak sepenuhnya terwujud.

Musim gugur adalah momen  yang indah. Jujur, itu harus saya akui. Apalagi, jika musim gugur  dikaitkan dengan berubahnya warna tetanaman yang ada. Bagaimana dedaunan  perlahan berganti dari hijau menjadi kuning untuk akhirnya menjadi  coklat keemasan.

Autumn Leaves. Dokumentasi Pribadi
Autumn Leaves. Dokumentasi Pribadi
Bagaimana taman, yang di musim semi dan panas  hijau cerah, lambat laun berganti wujud. Nuansa lanskap pun berubah  seiring perubahan warna tersebut. Dari nuansa ceria penuh kehidupan,  menjadi muram. Atau saya lebih suka menyebut musim gugur nuansanya  morbid.

Meski morbid, musim gugur amatlah indah. Bagi penyuka  fotografi, momen musim gugur tak boleh dilewatkan. Tak perlu jauh  mencari pemandangan, karena hanya ke luar rumah, berjalan singkat ke  taman, Anda akan temukan berbagai lanskap untuk diabadikan.

Jadi,  jika mau bertandang ke Eropa, datanglah di musim gugur. Di mana langit  dan alam akan menyambut Anda dengan nuansa keemasan nan mengagumkan.  Jangan lupa senandungkan Autumn Leaves untuk mengusir nuansa morbid  sebagaimana yang saya rasakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun