Di komunitas, mereka dapat berbagi pengalaman, mendapatkan informasi dan dukungan, serta menjalin kerjasama dengan para ibu dan pendidik lainnya.
5. Melibatkan suami dan menciptakan dukungan bersama
Peran sebagai pendidik pertama bukan hanya tanggung jawab perempuan, tapi juga tanggung jawab bersama dengan suami. Perempuan melibatkan suami mereka dalam proses pendidikan anak, mulai dari mendiskusikan impian hidup anak, menentukan strategi pendidikan, hingga membantu dalam kegiatan belajar dan bermain anak. Dukungan dan kerjasama suami akan sangat membantu perempuan dalam menjalankan peran ini dengan lebih efektif.
6. Mengajak lingkungan sekitar untuk peduli
Semangat Kartini bukan hanya milik segelintir orang, tapi milik seluruh bangsa. Perempuan bisa mengajak lingkungan sekitar, baik di dunia nyata maupun maya, untuk peduli dan serius melaksanakan peran perempuan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya.Â
Mereka bisa saja menggunakan media sosial untuk membagikan tips, pengalaman, dan inspirasi dalam mendidik anak. Di dunia nyata, perempuan menunjukkan kepedulian mereka terhadap perkembangan anak orang lain dengan cara yang wajar dan positif.
7. Berdoa
Perempuan bagi anak-anaknya adalah sosok yang istimewa. Dalam cerita sejarah, doa perempuan sebagai ibu dari anak-anaknya dikabulkan Tuhan dan kutukannya jadi kenyataan. Maka dari itu, perempuan cerdas yang bijak akan memilih mendoakan anak-anaknya sebagai upaya mendapatkan anak-anak hebat.
Dari usulan-usulan tips dan trik di atas, perempuan dapat menjadi pendidik pertama yang efektif bagi anak-anaknya. Perempuan menanamkan nilai-nilai luhur, dan mengantarkan anak-anak mereka menuju masa depan gemilang dengan ikhtiar dan doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H