Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Membuat Konten Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan di PMM

31 Maret 2023   08:15 Diperbarui: 31 Maret 2023   08:21 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kegiatan Forum Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional dalam memotivasi tutor untuk mengaktifkan PMM (Dok. pribadi)

Pendidikan kesetaraan sebagai program pendidikan nonformal menjadi salah satu pilihan bagi warga masyarakat di antara tiga bentuk pilihan pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan kesetaraan terdiri dari jenjang Paket A setara SD/ MI, Paket B setara SMP/ MTs, dan Paket C setara SMA/MA.

Pendidikan kesetaraan di Indonesia memiliki karakteristik keberagaman yang kental. Keberagaman tersebut antara lain  terdiri dari perbedaan usia, perbedaan status sosial ekonomi, ras, agama, dan lain-lain. 

Peserta didik pendidikan kesetaraan memiliki rentang usia yang cukup luas, mulai dari usia anak hingga usia dewasa. Beberapa peserta didik pendidikan kesetaraan berusia sekolah  (di bawah 21 tahun),  sedangkan yang lainnya berusia dewasa (di atas 21 tahun).Hal ini disebabkan karena beberapa peserta didik memilih untuk bekerja terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk kembali belajar, atau karena fokus dengan menekuni minat dan bakatnya, atau karena terkendala biaya, atau berada dalam kondisi tertentu sehingga menunda sekolah.

Peserta didik pendidikan kesetaraan juga memiliki latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi, ada juga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.  

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat faktor lain yang mempengaruhi karakteristik peserta didik pendidikan kesetaraan seperti latar belakang pendidikan sebelumnya, gender, dan kondisi fisik. Beberapa peserta didik pendidikan kesetaraan memiliki latar belakang pendidikan yang kurang atau tidak memiliki pendidikan formal sama sekali. 

Keberagaman ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola layanan pendidikan kesetaraan terutama bagi para tutor. Dalam menghadapi peserta didik pendidikan kesetaraan yang memiliki karakteristik beragam tersebut, tutor pendidikan kesetaraan harus dapat mengelola kelas dengan baik dan memahami kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik secara individual. Tutor harus mampu memberikan pembelajaran yang ramah bagi peserta didik dari latar belakang apapun, tanpa membedakan suku, agama, ras, atau status sosial ekonomi. Hal ini akan membantu terciptanya lingkungan belajar yang inklusif dan membangun.

Di era Kurikulum Merdeka ini,  kehadiran  Platform Merdeka Mengajar (PMM) sangat membantu pelaksanaan pembelajaran pendidikan kesetaraan karena dapat mengakomodasi keberagaman peserta didik sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas. Platform Merdeka  Mengajar (PMM) selain sebagai sumber belajar dan memiliki konten yang inspiratif dari para pendidik lainnya, Platform Merdeka  Mengajar (PMM) juga mendokumentasikan semua konten pembelajaran penggunanya yang notabene para pendidik di satuan pendidikan formal dan nonformal. Peserta didik yang mengalami kendala mengikuti pembelajaran sesuai jadwal, dapat mengakses konten pembelajaran tutornya di waktu lain yang sudah didokumentasikan di Platform Merdeka  Mengajar (PMM). 

Tentunya dalam memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar ini,  tutor pendidikan kesetaraan ingin membuat konten pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik. Namun, bukanlah hal yang mudah untuk membuat konten pembelajaran yang menarik dan efektif, terlebih lagi di era digital seperti saat ini. Berikut ini  tips dan trik dalam membuat konten pembelajaran menarik di Platform Merdeka Mengajar.

  1. Mengenal Peserta Didik

Sebelum membuat konten pembelajaran, penting untuk mengenal peserta didik terlebih dahulu. Ketahui usia, tingkat pendidikan, dan latar belakang pendidikan peserta didik. Dengan begitu, tutor dapat membuat konten pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Sebagai contoh, jika peserta didik adalah anak-anak, tutor  dapat membuat konten pembelajaran yang lebih visual dan interaktif. Jika peserta didik adalah orang dewasa, tutor dapat membuat konten pembelajaran yang lebih terstruktur dan formal 

  1. Membuat Tujuan Pembelajaran yang Jelas

Sebelum membuat konten pembelajaran, tutor menentukan  terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran, tutor dapat membuat konten pembelajaran yang lebih terarah dan fokus.

Tujuan pembelajaran juga akan membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang diajarkan. Jangan lupa untuk memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran di awal setiap materi yang diajarkan.

  1. Membuat Konten Pembelajaran yang Interaktif

Membuat konten pembelajaran yang interaktif dapat membuat peserta didik lebih tertarik dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Beberapa cara untuk membuat konten pembelajaran yang interaktif antara lain: (1) membuat pertanyaan di awal atau akhir materi yang diajarkan,  (2) menambahkan gambar atau video sebagai ilustrasi, (3) menggunakan platform online pendukung  yang memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diajarkan, dan (4) menggunakan game edukasi untuk membantu peserta didik memahami materi yang diajarkan.

  1. Membuat Konten Pembelajaran yang Mudah Dipahami

Konten pembelajaran yang mudah dipahami akan membuat peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Beberapa cara untuk membuat konten pembelajaran yang mudah dipahami antara lain (1) menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan jelas, (2) menggunakan contoh konkret untuk menjelaskan konsep abstrak, dan (3) membuat ringkasan materi yang diajarkan di akhir pembelajaran.

  1. Memberikan Dukungan dan Umpan Balik yang Positif

Memberikan dukungan dan umpan balik yang positif dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri peserta didik. Beberapa cara untuk memberikan dukungan dan umpan balik yang positif antara lain (1) memberikan pujian dan apresiasi terhadap upaya peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan, (2) menyediakan ruang diskusi dan tanya jawab untuk memastikan peserta didik memahami materi yang diajarkan, (3) menyediakan sumber belajar tambahan untuk peserta didik yang ingin memperdalam materi yang diajarkan.

6. Menyajikan Materi dengan Beragam Gaya Pembelajaran

Setiap peserta didik memiliki gaya pembelajaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk menyajikan materi dengan beragam gaya pembelajaran agar semua peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan. Beberapa gaya pembelajaran yang dapat digunakan misalnya (1) visual (menggunakan gambar dan video), (2) auditif (mendengarkan penjelasan secara verbal), dan (3) kiinestetik (menggunakan aktivitas fisik).

7. Menjaga Konsistensi dalam Membuat Konten Pembelajaran

Konsistensi dalam membuat konten pembelajaran adalah kunci dalam membangun brand dan reputasi sebagai tutor di Platform Merdeka Mengajar. Oleh karena itu, tutor perlu memastikan untuk membuat konten pembelajaran dengan kualitas yang sama setiap kali membuatnya. Konsistensi juga berarti membuat konten pembelajaran secara berkala. Menyediakan konten pembelajaran baru secara teratur akan membuat peserta didik lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran.

8. Menerapkan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Efektif

Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dapat membantu meningkatkan efektivitas konten pembelajaran yang dibuat tutor.  Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat diaplikasikan antara lain:

  • Prinsip keaktifan: peserta didik diaktifkan secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi dan kegiatan interaktif.
  • Prinsip keterkaitan: materi yang diajarkan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan pengalaman peserta didik.
  • Prinsip kebermaknaan: materi yang diajarkan dipresentasikan dengan cara yang memberikan arti dan makna bagi peserta didik.

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun