Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Sepuluh Ribu, Pulang Pergi untuk Beli Susu Anak Saya, Bu"

30 Oktober 2022   19:02 Diperbarui: 31 Oktober 2022   13:33 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sepuluh ribu, pulang pergi saya tunggui, Bu." Tawaran tukang becak ini menurut saya agak aneh. 

Cuma 10.000 rupiah kami diantar ke tiga tempat pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Kami ditawari ke Dagadu, ke rumah batik, dan pusat pembuatan bakpia. Belum selesai rasa keheranan saya, tukang becak tersebut berkata lagi 

"Mari saya antar, untuk beli susu anak saya, Bu," sontak kita berdua saling memandang dan mendengar tawaran tukang becak yang mangkal di Malioboro ini. 

Saya dan teman saya dari PKBM Lisa memang beberapa kali ditawari jasa transportasi menuju tempat penjualan oleh-oleh di Yogyakarta. Kami tolak dengan sopan, kalau kita senang menikmati suguhan wisata pelaku UMKM di sekitar Malioboro dengan berjalan kaki saja. 

"Gimana?" tanya saya ke Bu Nita, teman saya ini. Pertanyaan yang sejatinya ajakan menyerah untuk jalan kaki, dan naik becak demi mendengar tawaran tukang becak yang mengibakan.

"Ayo, Bu!" Jawabnya singkat. Lalu, kami pun naik becak bertenaga motor tersebut. Masih sekian detik perjalanan, tukang becak bercerita, kalau ia punya kartu anggota dan ada garansi pusat pengaduan. 

Saya tidak paham maksud ceritanya. Entahlah Bu Nita, paham atau tidak. Saya masih sibuk dengan pikiran saya sendiri, kok bisa upah 10.000 bisa antar ke 3 tujuan. 

Pada menit-menit selanjutnya, ia bercerita layaknya pemandu wisata saat melewati tempat wisata sejarah menuju pusat penjualan produk merek Dagadu. Saya simpulkan tukang becak ini sepertinya enjoy  dengan profesinya. 

Kami juga baru tahu kalau para pedagang yang berjualan di emperan toko sepanjang Malioboro ini dipindahkan ke tempat lain. 

Tiba di Dagadu, kami lihat produknya sebentar, sangat singkat. Rupanya kami berdua bukan tipe gaya hidup yang suka kepincut dengan produk unik, dan kekhasan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun