Sesampai di rumah, beliau menjelaskan bahwa saat perang Badar, pasukan muslim terdesak oleh musuh. Rasulullah mengambil pasir dan melemparkan ke muka para musuh. Otomatis penglihatannya terganggu. Saat itulah ada kesempatan pasukan muslim menyerang musuh.
Saya ikuti petunjuk beliau. Saya keluar kamar, menuju  halaman penginapan mencari pasir. Tak menjumpai pasir, saya ambil secukupnya tanah kering. Saya masukkan ke plastik. Saya katakan ke beliau kalau baju saya tidak ada sakunya, jadi saya bungkus dalam plastik. Kata beliau, jika ditaruh dalam plastik, pasir sudah siap dilempar. Saya taruh pasir dalam plastik yang terbuka,  sehingga siap dilempar ke muka orang yang akan menyerang saya.
Pasir baru saya buang ketika sampai di stasiun Babat. Saya merasa sudah aman. Saya dijemput murid saya bersama anaknya.
Â
Sesampai di rumah suami bercerita, kalau di daerah gunung Pegat rawan penjahat dan kejailan makhluk gaib. Batin saya
"Selamet- selamet, aku gak ketemu apa-apa, kadung pasir wes tak buwak nggok stasiun Babat."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H