Mohon tunggu...
Asri Tadda
Asri Tadda Mohon Tunggu... wiraswasta -

Masyarakat biasa yang selalu terpapar internet, memilih menjadi blogger daripada menjadi dokter. Saat ini adalah ayah dari seorang calon gubernur di Luwu Raya, Messiasta Ahmady Batara Tadda. Kenali saya di www.asritadda.com, hubungi saya di me@asritadda.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja di Negeri Kita

20 Juni 2012   11:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44 2845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa Masalah

Kenyataan bahwa perguruan tinggi belum mampu berperan sebagaimana yang diharapkan, memang meniscayakan upaya perbaikan. Namun, terlebih dahulu kita mesti memahami bahwa problem di perguruan tinggi sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari karut-marutnya keseluruhan sistem pendidikan nasional kita.

Berikut ini adalah beberapa poin permasalahan yang bisa menjadi fokus kita:

1. Kurikulum

Kurikulum pendidikan kita kerap berubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat. Akibatnya menjadi sangat sulit untuk menggambarkan bagaimana sebenarnya arah pendidikan kita selama ini. Masyarakat banyak berkesimpulan bahwa perubahan kurikulum yang berlangsung terus-menerus sesungguhnya tidak substansial, bahkan dianggap hanya praktek menghabiskan uang negara, dan pada bagian akhir yang berbeda hanyalah bukunya.

Selain itu, konsep umum pendidikan kita adalah lebih menekankan pada aspek kecerdasan konseptual (kognitif) saja, bukan dengan menyeimbangkannya dengan kemampuan psikomotorik, afektif maupun enterpreneurship. Tidak berlebihan jika lembaga pendidikan kita lebih dikenal sebagai rumah produksi sarjana tidak produktif.

2. Biaya Tinggi

Tak bisa dinafikkan bahwa kian hari biaya pendidikan semakin mahal saja. Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang kerap mengatakan, kalau mau pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar mahal.

Pembagian jalur masuk lembaga pendidikan melalui jalur formal standar dan jalur formal mandiri memberikan kesan diskriminasi yang sangat kental, karena telah mengkotak-kotakan model pendidikan kita berdasarkan kemampuan finansial dan akademik.

3. Kaburnya Konsep Pendidikan

Konsep mulia pendidikan untuk mencerdaskan manusia dan membentuk akhlak mulia kian redup. Tidak dapat dipungkiri, kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya dengan harga yang sangat murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun