Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana peserta didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan karena adanya suatu gangguan, baik itu berasal dari faktor internal siswa di batasi faktor intelegensi maupun oleh faktor eksternal siswa. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan siswa tidak mampu berkembang sesuai dengan kapasitasnya.
Kesulitan belajar ini terlihat dari beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain:
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah diman nilai yang dicapai dibawah rata-rata oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya.
2. Lambat dalam melakukan suatu tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.Â
3. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang telah dilakukan.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar. Seperti pemarah dan nakal.Â
5Menunjukkan perilaku yang berlainan dan emosional yang tidak wajar.
Kesulitan belajar memiliki banyak istilah yang sering di temukan pada peserta didik dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa istilah tersebut:
1. Learning DisorderÂ
Learning Disorder adalah suatu gangguan pada fungsi otak. Kondisi dimana siswa dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam suatu proses belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian.Â
Learning disorder juga merupakan kondisi dimana seseorang mengalami suatu gangguan belajar yang diakibatkan karena ketidakselarasan antara penyampaian informasi dengan pemahaman komunikasi. Ketidakmampuan dalam menganalisis persoalan juga bisa terjadi lantaran kurangnya motivasi untuk mencapai target tujuan yang diinginkan.
Gejala yang biasa terjadi anak ini mengalami kesulitan berkomunikasi atau lambat dalam berbicara, Sulit dalam mengingat sesuatu, mengalami kesulitan untuk belajar huruf-huruf dasar (alfabet), sulit membedakan atau mengenali warna, Sulit membedakan kata-kata yang serupa, atau bahkan huruf yang serupa (seperti b dan d)
2. Learning disfunctionÂ
Learning disfunction merupakan suatu gejala dimana dalam proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya sub-normalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Hal ini terjadi karena adanya gangguan syaraf otak sehigga terjadinya gangguan pada salah satu tahap dalam proses belajarnya.
Gejalanya :Â
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Lambat dalam melakukan tugas dan selalu tertinggal dengan temannya.
4. Menunjukkan sikap yang tidak wajar, seperti acuh tak acuh, berpura - pura dan lain - lain.
5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan seperti membolos, terlambat, mengganggu temannya.
6. Menunjukkan gejala emisional yang kurang wajar seperti pemarah, mudah tersinggung dan lain sebagainya.
3. Learning DisabilityÂ
learning disability adalah dimana mereka yang memiliki kesulitan dalam belajar yang meliputi pemahaman atau menggunakan bahasa lisan maupun tulisan, dan kesulitan tersebut terlihat dalam hal mendengar, berpikir, membaca, menulis, dan mengeja. Kesulitan belajar ini juga dikarenakan mereka mengalami kelainan fisik. Hal ini bisa terjadi karena faktor internal dan juga faktor eksternal.Â
Ada pun jenis-jenis learning disabilities sebagai berikut:
- Dyslexia, kondisi yang menyebabkan kesulitan dengan pengenalan kata, ejaan dan pemahaman seperti sulit mengenali kata dasar dan memahami buku bacaan.
- Dysgraphia, kondisi yang mengakibatkan gangguan tulisan tangan, ejaan atau keduanya seperti kesulitan menyusun kalimat, paragraf, menggunakan tata bahasa atau tanda baca dan ejaan yang benar dalam bentuk tulisan.
- Dyscalculia, kondisi yang mempengaruhi kemampuan belajar aritmatika dan matematika, seperti seringnya membuat kesalahan untuk matematika dasar. Misalnya, anak kesulitan saat mengerjakan kolom yang tidak sejajar untuk penambahan atau pembagian.
Dari banyaknya kesulitan belajar tentu saja kita harus mengatasinya. Dengan demikian, mengatasi anak kesulitan belajar bisa dengan layanan terapis tertentu seperti bicara dan berbahasa. Namun, secara umum cara-cara dibawah ini juga bisa dilakukan:
- Membangun Kesadaran dan Kepercayaan Diri Anak
- Sering Berdiskusi dengan Anak
- Tidur dan istirahat yang cukup.
- Sediakan Ruang Belajar yang Nyaman
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H