Mohon tunggu...
Assya AinunFiranti
Assya AinunFiranti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Percaya diri dan berpikir positif !

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Identitas: Pilpres 2019 Ungkap Potensi Keretakan Sosial di Masyarakat

7 Juli 2023   16:14 Diperbarui: 7 Juli 2023   16:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenny Listiana, konsultan psikologi klinis di salah satu lembaga psikologi swasta di Surabaya, menerangkan, keretakan sosial diakibatkan pula terpaan hoaks di media sosial yang dikonsumsi secara intensif oleh individu-individu.

"Saking intensifnya, hoaks seakan bisa berfungsi sebagai sarana untuk menghipnotis dan mencuci otak seseorang. Apabila ini terlanjur terjadi, maka seperti memakai kacamata kuda, irasional. Dia tidak akan peduli lagi dengan informasi-informasi lain yang mungkin lebih obyektif," ujar Fenny Listiana.

Hentikan narasi agama

Namun bukan berarti kondisi sosial ini tidak bisa diperbaiki.

I Wayan Suyadnya menegaskan para elite politik bertanggung jawab memberikan pendidikan demokrasi yang benar. Masyarakat juga perlu mengembangkan kembali cara berpikir yang rasional.

"Elite politik hendaknya menyerukan semacam rekonsiliasi nasional, menyelesaikan kegaduhan-kegaduhan yang membahayakan ini. Di samping itu, kelompok-kelompok yang ada di masyarakat sendiri patut mengembangkan kembali secara mandiri cara berpikir yang rasional terhadap apapun perbedaan, termasuk perbedaan pilihan politik," terangnya.

Kembali ke Nursyamsiah, warga Jakarta Selatan ini berharap elite politik berhenti mengembuskan narasi-narasi agama ke dalam persaingan politik.

"Narasi yang berkembang kan kalau pilih capres ini masuk surga, pilih capres itu masuk neraka. Kalau narasi ini terus dilanggengkan dan disuburkan, orang akan menganggap narasi tersebut benar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun