Mohon tunggu...
asrur rozikin
asrur rozikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hamba tuhan yang suka merenung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orde Militer dengan Tangan Besinya

31 Oktober 2023   06:46 Diperbarui: 31 Oktober 2023   06:46 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi Ini Ditulis Oleh: Ahmad Asrur Rozikin

Mahasiswa Uin Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Sebuah peristiwa besar yang menjadi salah satu tonggak dalam sejarah, peristiwa yang berisi berita kelam tentang pemerintahan yang Diktator.

Malari, adalah salah satu peristiwa dari sekian banyak peristiwa kerepresifan aparat pada Masa Orde Baru.

Puluhan jiwa melayang, beberapa korban menghilang, cerita yang begitu kelam atas ulah aparat yang tak manusiawi.

Masa kepemimpinan dari seorang Presiden yang dijuluki sebagai pribadi "Bertangan Besi Bersarung Sutra".

kontrol kekuasaan dan pembasmian Oposisi yang menimbulkan sebuah tragedi.

Korupsi, Kolusi serta Nepotisme hingga krisis yang menimpa seluruh penghuni Negeri.

Si Tangan Besi (Genosida dan penembak misterius) menjadi bukti peristiwa yang begitu keji.

Imbas dari turunnya SUPERSEMAR 1966 yang menjadi awal kericuhan dan sebagai dalih penyelamatan ekonomi.

Berbagai perbaikan program dan kebijakan dilakukan oleh Soeharto dengan dalih perkembangan sosial dan perekonomian yang ternyata hanya demi untung sepihak.

Penyokong Soeharto hingga dapat menduduki kursi kePresidenan adalah karena ia dianggap mampu mengemban aspirasi rakyat dan membuka jalan bagi tegaknya Rezim Orde Baru.

Namun, dibalik gemilangnya gelar yang diperoleh, dan demi menjaga stabilitas keadaan, Soeharto tak segan menyingkirkan siapapun yang dinilai mengancam kekuasaanya.

gelar "Tangan Besi" yang dimiliki Soeharto ada bukan tanpa sebab, ia sudah dikenal sebagai pemimpin yang Tiran dan Otoriter dari awal menjabat sebagai Presiden.

1967 hingga 1970 adalah tahun yang menjadi bukti keotoriteran Soeharto, kala itu dilakukan penangkapan besar-besaran kepada orang-orang yang dianggap antek PKI.

50 ribu hingga 100 ribu orang ditangkap tanpa proses keadilan, hingga menyebabkan nyawa mereka melayang dengan dalih pembasmian PKI.

Demi menjaga kekuasaan era Rezim Orde Baru, mereka yang tergabung, tak segan meneror, menculik, hingga menghabisi nyawa yang dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban negara.

1980-an muncul satu kebijakan yang terealisasikan, yaitu dengan menerapkan PETRUS atau Penembak Misterius dengan menargetkan mereka yang dianggap kriminal.

Terapi kejut bagi masyarakat ini berawal dari Jogja hingga merembet ke berbagai wilayah, dengan korban yang mencapai 1000 orang, dieksekusi tanpa peradilan yang sah.

Selain PETRUS, pada 1973 kontrol kekuasaan dan pembasmian Oposisi dengan dalih penstabilan Politik, adalah penyederhanaan Partai guna memperkuat kekuasaan.

Partai-partai loyalis Masa Orde Baru menjadi salah satu penyokong dan bentuk perkuatan kekuasaan Rezim kelam ini.

Karena kebijakan itu, tak ada satupun partai Oposisi terhadap pemerintahan Orde Baru kerena sama saja dengan menenggelamkan dirinya sendiri.

Tahun 1970 menjadi saksi penanaman modal asing dengan jaminan sumber daya alam yang terus dilakukan, hingga kerugian menimpa warga sipil.

14 Januari 1974 menjadi awal kericuhan, dimana Perdana Menteri Jepang datang ke Indonesia untuk mengajukan Investasi yang menuai banyak kontroversi.

Munculah aksi demonstrasi besar-besaran pada 15 Januari 1974, Long March dari Saleba menuju Trisakti, demonstrasi yang didominasi para Aktivis dan Mahasiswa menjadi satu basis yang luarbiasa.

Namun, ironisnya pemerintah merespons dengan Represif yang brutal, akibatnya 807 mobil dan motor buatan Jepang hangus dibakar masa, 11 orang meniggal dan 300 lainnya luka-luka.

Peristiwa tak berperi kemanusiaan tersebut dikenal dengan "Malapetaka Lima Belas Januari Malari 1974".

Tak berselang lama, Rezim Orde Baru kembali menunjukkan kerepresifannya, dimulai dengan pembungkaman pihak terkait peristiwa Malari.

Terkuak rahasia dari Ali Moertopo, sebanyak 774 orang ditahan, Jurnalis dan tokoh pentingpun ikut terseret dalam pembungkaman Malari.

Hariman siregar, syahrir, muhammad aini chalid, judilherry Justam dan banyak lainnya menjadi korban pembungkaman yang hilang pasca peristiwa Malari.

pembungkaman para pihak yang dinilai beresiko untuk kelanggengan kekuasaan Soeharto tak hanya menimpa Aktivis, namun juga Mahasiswa dengan diterapkannya NKK.

selain itu, pemerintah Orde Baru juga kian membungkam Pers, sebanyak 12 media dicabut izinnya, tersebut Harian Kami, Mahasiswa Indonesia dan banyak lainnya.

Dalih yang dimuat adalah agar informasi yang disampaikan dilakukan dengan objektif, namun nyatanya hanyalah sebagai bungkaman Oposisi dan peringatan terhadap dunia Pers.

Tindakan-tindakan represif yang diterapkan tak hanya menimpa kaum Aktivis dan Mahasiswa, namun juga menimpa Umat Islam pada tahun 1984.

Kisah-kisah yang telah terangkum sebagaimana fakta yang terkuak dari kelamnya sejarah Rezim Orde Baru.

Kisah-kisah tersebut merupakan bentuk dari kekejian dan kenyataan bahwa gelar "Tangan Besi Bersarung Sutra" memang pantas untuk disandangnya.

Namun, kendati demikian semua ini hanyalah sebagian kecil dari banyaknya kekejaman yang berlaku.

Karena sejatinya, banyak informasi-informasi sejarah yang telah dimanipulasi oleh pihak-pihak yang turut menjadi antek dalam kekejaman yang berlaku.

Semoga berkat sedikit kisah yang telah saya rangkum dapat membukakan mata para kaum terpelajar untuk meniti lebih jauh, karena sejatinya sejarah dapat dijadikan pelajaran agar peristiwa-peristiwa kelam tak lagi terulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun