Penyokong Soeharto hingga dapat menduduki kursi kePresidenan adalah karena ia dianggap mampu mengemban aspirasi rakyat dan membuka jalan bagi tegaknya Rezim Orde Baru.
Namun, dibalik gemilangnya gelar yang diperoleh, dan demi menjaga stabilitas keadaan, Soeharto tak segan menyingkirkan siapapun yang dinilai mengancam kekuasaanya.
gelar "Tangan Besi" yang dimiliki Soeharto ada bukan tanpa sebab, ia sudah dikenal sebagai pemimpin yang Tiran dan Otoriter dari awal menjabat sebagai Presiden.
1967 hingga 1970 adalah tahun yang menjadi bukti keotoriteran Soeharto, kala itu dilakukan penangkapan besar-besaran kepada orang-orang yang dianggap antek PKI.
50 ribu hingga 100 ribu orang ditangkap tanpa proses keadilan, hingga menyebabkan nyawa mereka melayang dengan dalih pembasmian PKI.
Demi menjaga kekuasaan era Rezim Orde Baru, mereka yang tergabung, tak segan meneror, menculik, hingga menghabisi nyawa yang dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban negara.
1980-an muncul satu kebijakan yang terealisasikan, yaitu dengan menerapkan PETRUS atau Penembak Misterius dengan menargetkan mereka yang dianggap kriminal.
Terapi kejut bagi masyarakat ini berawal dari Jogja hingga merembet ke berbagai wilayah, dengan korban yang mencapai 1000 orang, dieksekusi tanpa peradilan yang sah.
Selain PETRUS, pada 1973 kontrol kekuasaan dan pembasmian Oposisi dengan dalih penstabilan Politik, adalah penyederhanaan Partai guna memperkuat kekuasaan.
Partai-partai loyalis Masa Orde Baru menjadi salah satu penyokong dan bentuk perkuatan kekuasaan Rezim kelam ini.
Karena kebijakan itu, tak ada satupun partai Oposisi terhadap pemerintahan Orde Baru kerena sama saja dengan menenggelamkan dirinya sendiri.