Mohon tunggu...
asrur rozikin
asrur rozikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Hamba tuhan yang suka merenung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orde Militer dengan Tangan Besinya

31 Oktober 2023   06:46 Diperbarui: 31 Oktober 2023   06:46 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1970 menjadi saksi penanaman modal asing dengan jaminan sumber daya alam yang terus dilakukan, hingga kerugian menimpa warga sipil.

14 Januari 1974 menjadi awal kericuhan, dimana Perdana Menteri Jepang datang ke Indonesia untuk mengajukan Investasi yang menuai banyak kontroversi.

Munculah aksi demonstrasi besar-besaran pada 15 Januari 1974, Long March dari Saleba menuju Trisakti, demonstrasi yang didominasi para Aktivis dan Mahasiswa menjadi satu basis yang luarbiasa.

Namun, ironisnya pemerintah merespons dengan Represif yang brutal, akibatnya 807 mobil dan motor buatan Jepang hangus dibakar masa, 11 orang meniggal dan 300 lainnya luka-luka.

Peristiwa tak berperi kemanusiaan tersebut dikenal dengan "Malapetaka Lima Belas Januari Malari 1974".

Tak berselang lama, Rezim Orde Baru kembali menunjukkan kerepresifannya, dimulai dengan pembungkaman pihak terkait peristiwa Malari.

Terkuak rahasia dari Ali Moertopo, sebanyak 774 orang ditahan, Jurnalis dan tokoh pentingpun ikut terseret dalam pembungkaman Malari.

Hariman siregar, syahrir, muhammad aini chalid, judilherry Justam dan banyak lainnya menjadi korban pembungkaman yang hilang pasca peristiwa Malari.

pembungkaman para pihak yang dinilai beresiko untuk kelanggengan kekuasaan Soeharto tak hanya menimpa Aktivis, namun juga Mahasiswa dengan diterapkannya NKK.

selain itu, pemerintah Orde Baru juga kian membungkam Pers, sebanyak 12 media dicabut izinnya, tersebut Harian Kami, Mahasiswa Indonesia dan banyak lainnya.

Dalih yang dimuat adalah agar informasi yang disampaikan dilakukan dengan objektif, namun nyatanya hanyalah sebagai bungkaman Oposisi dan peringatan terhadap dunia Pers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun