Kami berdua tak sabar untuk segera masuk ke dalam masjid sang nabi yang kami cintai.
Didepan masjid terbuka lebar pintu gerbang yang sangat besar, sehingga mobil trontonpun rasanya dapat untuk masuk. Diseluruh pintu dihiasi kaligrafi quran yang sangat indah, rasanya ingin menciumnya, ketika terlihat beberapa orang menciumnya dengan penuh cinta.
Didalam masjid dekat Raudah seolah hadir seorang sang nabi Allah dengan kudanya menyambut kami dengan perasaan senang. “wahai kekasihku, umatku yang aku cintai, selamat datang di masjidku…semoga selalu dalam rahmat dan ridho Allah” Bayangannya sekejap menghilang.
Didepan terlihat sebuah makam nabi yang sangat besar tepat disebelah “taman surgaNya”. Surga yang aku dan istri impikan telah ada dihadapan. Suasana sangat tenang dan damai, ramai tapi menenangkan sang jiwa. Sangat banyak yang berdesakan untuk masuk ke dalam taman surga. Di Raudah “sang taman surga” di sebuah tempat sebelah mihrab sang nabi aku berdoa…
“Ya Allah… jadikan aku selalu menjadi manusia yang bermanfaat dan beramal sholeh serta menjadi penghuni surgaMu ya Allah SWT. Jadikan kami selalu menjadi hamba yang bersyukur, mampu berderma, dan memiliki kekasih sejati sepanjang masa dan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Aamiin…” Kututup wajahku dengan usapan lembut jemari tanganku dengan rasa khusuk yang dalam.
Di dalam masjid, aku sangat terkagum dan terkesima dengan arsitektur masjid yang sangat indah dan islami. Sangat terasa nuansa kedamaian di dalam hati dan jiwa yang terdalam. Pantaslah orang semakin ketagihan untuk datang kesini.
“Subhanallah…”aku berucap tak berhenti.
Dalam hati, aku berniat jika ada dana kiranya dapat membangun masjid yang minimal mirip dengan masjid Madinah yang indah ini. Dimulai dengan memiliki anak yang bernama Madinah suatu hari nanti. “Allahuma shalli alaa Muhammad….” Ucapku berkali-kali…
Setelah menunaikan sholat di “taman surga”, mendadak ada seseorang yang berwajah Arab berpenampilan bersih, meminta uang 1 dollar, tapi aku malah memberikan 10 dollar sebagai sedekah. Tapi ditolaknya dengan berkata “1 dollar only…” Aku merasa dalam hati “wah, dikasih lebih banyak kok malah mau yang sedikit?....Aneh yah”
Aku lalu menarik uang 1 dollar dari saku celanaku yang lain dan memberikan kepadanya, lalu aku berbalik untuk sholat kembali. “Thank you…” katanya
Sesaat aku berbalik untuk melihatnya kembali, sang pemuda sudah tiada, lenyap dari pandangan mata.