Â
Â
Â
Tujuan Wawasan Wiyata Mandala adalah diharapkan seluruh siswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Aktivitas dan kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi siswa adalah dapat mendudukkan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.
Â
Â
Â
Menilik kembali prinsip dasar yang mesti diterapkan dalam MOS yakni bahwa kegiatan ini merupakan sarana integrasi, pengenalan, dan penggalian kreativitas murid baru sehingga sekolah dapat semakin mendampingi dan mengembangkan bakat-bakat siswa tersebut. Karena melibatkan banyak pihak, pada saat MOS inilah terlihat bagaimana individu di dalam lembaga pendidikan tersebut menghayati visi dan misi dari sekolah tempat ia bekerja. Saat-saat seperti ini menjadi saat paling tepat bagi setiap anggota komunitas sekolah tersebut untuk kembali menggali dan mendalami semangat dasar, visi, dan misi lembaga pendidikan itu, dan menerapkannya baik bagi perilaku diri sendiri, maupun bagi anggota baru yang akan menjadi warga komunitas belajar itu.
Â
Â
Â
Setiap kegiatan, peraturan, dan cara bertindak yang diminta senantiasa berada dalam jalur-jalur yang menjadi ekspresi dari visi dan misi lembaga pendidikan tersebut. Maka, beberapa hal prinsip perlu diperhatikan agar MOS menjadi titik awal anggota baru merasa diterima dalam komunitas belajar yang baru tersebut.
Â
Â
Â
Pertama, MOS semestinya melibatkan seluruh individu yang bekerja dalam lembaga pendidikan tersebut. Sebab, masa orientasi bukanlah terutama masa pengenalan sekolah bagi siswa baru, namun menjadi sarana pendalaman dan pemahaman terhadap visi dan misi sekolah sehingga setiap individu dalam sekolah tersebut mengerti, memahami, dan mau mengarahkan seluruh dinamika kehidupannya di dalam sekolah itu untuk mencapai idealisme sekolah.
Â
Â
Â
Kedua, meskipun melibatkan seluruh individu dalam lembaga pendidikan, kepanitian MOS semestinya digilir secara berurutan sehingga setiap guru pernah mendapat kesempatan untuk mempraktikkan kualitas kepemimpinan lewat momen ini. Pendidikan karakter bermula dari adanya rasa kepercayaan satu sama lain bahwa mereka yang diserahi tugas akan melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Di sinilah akan terlihat sejauh mana individu dalam sekolah tersebut memiliki visi dan misi pendidikan sebagaimana menjadi ideal sekolah, sejauh mana ia dapat bekerja sama dalam melibatkan seluruh individu di sekolah, termasuk para pengurus OSIS.
Â
Â