Apakah demo lebih tinggi nilai pahalanya dibanding mencukupi kebutuhan rumah tangga? Saat bayar kontrakan nunggak, biaya sekolah nunggak, biaya hidup sudah diminimaliskan, belum kalo ada yang kurang sehat di anggota keluarga, apakah etis aku nggotot ngikut demo?
Saya serahkan urusan pahala kepada Gusti allah saja. Saya hanya berharap apa-apa yang saya lakukan sebagai seorang pemimpin keluarga, Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa meridhoinya. Sebab urusan pahala ataupun siksa, itu jelas bukan wilayahku sebagai makhluk. Itu sepenuhnya haknya Allah Dzat Penguasa alam semesta ini.
"Mad, kayaknya saya batal ikut demo deh!"
"Lho kenapa, kok nggak jadi demo?" sahutku sedikit bertanya kepada Gito. Sejenak dia terdiam. Seperti kosong pandangannya.
"Semalam anakku badannya panas. Istriku minta aku membelikan obat. Sebenarnya istri saya menahan saya untuk tidak ikut demo. Lebih baik berobat ke Puskesmas atau seenggaknya membeli obat,"
"Terus apa sudah dibelikan obat?" Gito hanya terdiam saat kutanyain begitu.
"Uangnya nggak cukup Mad. Ini uang buat ongkos bekel demo saja saya pinjam dari Sholihin. Rupanya saya egois Mad. Bapak kurang ajar! Nggak mau tahu kondisi anak dan istri. Yaa Allah,..ampuni saya Yaa Allah. Berilah petunjuk hidayah kepada saya pemimpin rumah yang nggak tahu diri ini."
"Sudah, sudah, sudah Git. Ini ada rezeki dikit. Insyaallah bisa buat berobat atau beli obat. Dan ini ada sedikit beras dan sembako dikit. Terimalah. Kami masih ada kok. Semoga bisa membantu meringankan bebanmu. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan dan keringanan buat keluargamu. Amin,..
Merinding juga saya setelah mendengar pengakuan Gito. Bukan karna dia batal ikut demo. Bukan juga karna orasinya yang menggebu-gebu saat mengajak saya demo.
Bukan, bukan karna itu. Saya merinding setelah Gito berubah pikiran untuk semangat meringankan beban istrinya mengajak ke Puskesmas. Sebab jarak Puskesmas dengan rumahnya cukup jauh.
Coba kalo Gito ngotot ikut demo sementara anak dan istrinya dibiarkan sakit? Saat anak sakit jelas butuh belaian kedua orang tua. Ketika anak sakit, itu sepenuhnya kewajiban orang tua untuk memeriksakan dan memberinya obat. Yang jadi pertanyaan : masa harus tetangga sih yang harus nganter ke dokter dan ngebeliin obat??