Mohon tunggu...
Asrofi Asfahani
Asrofi Asfahani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wartawan Pesantren

Suka Upload Hal-Hal Baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indahnya Perumpamaan dalam Al-Quran

2 April 2023   01:31 Diperbarui: 2 April 2023   01:37 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Pada ayat tersebut, nafkah atau infak yang dikeluarkan oleh mereka yang bersedia melakukannya di jalan Allah diumpamakan seolah sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap bulir terdapat seratus biji. Perumpamaan ini mengisyaratkan bahwa infaq fi sabilillah akan dibalas oleh Allah dengan tujuh ratus pahala. Bahkan Allah akan melipatgandakan balasan-Nya kepada orang yang dikehendaki.

Sebaliknya, ada orang yang menafkahkan harta bukan karena Allah, melainkan karena riya, membangga-banggakan pemberiannya kepada orang lain. Allah mengibaratkan orang-orang semacam ini seperti tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 266,

اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ

Artinya : “Apakah salah seorang di antara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya. (QS. Al-Baqarah: 266)

Mengomentari ayat ini, Imam Bukhari meriwayatkan, menurut Ibnu Abbas, makna ayat ini adalah ada lelaki kaya, ia beramal untuk ketaatan kepada Allah. Lalu, Allah mengirimkan setan untuk mengujinya, akhirnya ia melakukan perbuatan-perbuatan maksiat (riya) hingga menghabiskan semua pahala kebaikannya.

Al-Quran adalah kalamullah yang memiliki kandungan makna dan isi yang luar biasa. Banyak musuh-musuh Islam berusaha untuk meniru bahkan menandingi sastra bahasa Al-Quran. Namun, tak satu pun dari mereka yang sanggup mendatangkannya. Karena Al-Quran datang dari Allah, bukan buatan jin maupun manusia. Termasuk di antara keistimewaannya adalah perumpamaan yang sangat mendalam yang tak terlintas di benak manusia. Perumpamaan-perumpamaan ini seharusnya dapat membuat manusia berpikir dan merenung. Karena hal itu memiliki hikmah dan pelajaran yang berharga bagi orang-orang yang mau berpikir. Allah mengingatkan perihal ini dalam surat An-Nisa’ ayat 82, Allah swt. berfirman,

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا

Artinya : “Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur’an? Seandainya (Al-Qur’an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa’:82)

Di antara berbagai gambaran tentang kehidupan dunia, ada yang dilukiskan Allah dalam Al-Quran ibarat hujan yang tanaman-tanamannya membuat para petani berdecak kagum. Setelah beberapa saat, tanaman-tanaman tadi menjadi kering. Warnanya yang hijau berubah menjadi kuning, lalu hancur. Kemudian, kehidupan dunia digambarkan oleh Allah dalam surat Al-Hadid ayat 20 sebagai suatu permainan yang membuat orang lalai. Kehidupan dunia semarak dengan perhiasan dan bermegah-megahan antara manusia dengan manusia lainnya menyangkut harta dan anak. Allah swt. berfirman,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun