khusuk mencatat kunun , zike rebana dan pantun-pantun
yang dulu tidak ada yang menghitung
tapi  pagi ini semua merinai bagai hujan
serupa doa membasuh tanah merah kuburmu
seperti sebuah perayaan bait-bait puisi berhamburan
menaburkan alinea demi alinea, mengekal biografimu
pada halaman muka beragam media sosial
tak ada lagi selokaÂ
cuma sebaris doa kulengkingkan ke langit
meski kemarau menghantu di tetiap sudut kota
namamu membasah di sudut mata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!