Mohon tunggu...
Embun Pagi
Embun Pagi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa satra inggris bidang penerjemahan universitas terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Tepung Tawar di Lingkungan Suku Melayu

20 Maret 2013   23:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28 3656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TRADISI TEPUNG TAWAR DI LINGKUNGAN SUKU MELAYU
Nenek saya atau ibu dari ibu saya berasal dari Suku Melayu Medan.Daerah desa tempat tinggal nenek saya berada di desa Perbaungan Serdang Bedagai Sumatera Utara.Saya memanggil nenek saya itu dengan panggilan Atuk.
Sejak kecil saya hidup dalam 4 tradisi budaya yang berbeda yaitu Palembang yang merupakan daerah asal ayah saya,Jawa Pekalongan yang merupakan daerah asal kakek saya yaitu ayah dari ibu saya ,Melayu dari daerah asal atuk saya yang merupakan ibu dari ibu saya dan tradisi Jakarta Betawi,tempat saya lahir,sekolah sampai lulus kuliah.Saya sempat merasakan setahun tinggal di Medan Sumatera Utara.Ya ,saya sempat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara namun hanya bertahan selama setahun.
Selama setahun itu saya merasakan bagaimana budaya suku Melayu yang sesungguhnya.Kebetulan saya tinggal di tempat paman saya yang berprofesi sebagai dosen Di USU.selain sebagai dosen,paman saya juga menjabat sebagai ketua Perhimpunan Suku Melayu di Medan.
Setiap minggu paman saya mengajak saya untuk menghadiri acara-acara yang diselanggarakan oleh Perhimpunan Suku Melayu.Ada satu hal yang sangat saya tidak suka yaitu diharuskan memakai kebaya.Padahal saya tidak suka sama sekali menggunakan kebaya hehehehh.
Di Suku Melayu ada upacara yang disebut dengan Tepung Tawar.Upacara Tepung Tawar ini sudah saya kenal sejak saya kecil.Setiap saya sembuh dari sakit,Atuk saya selalu melakukan upacara tepung tawar untuk saya.Apalagi katanya saya baru bisa berjalan di usia saya yang menginjak 3 tahun.Hal inilah yang membuat saya selalu ditepung tawari karena dari kecil terus sakit-sakitan.
Nah kembali ke Uapcara Tepung tawar,upacara ini biasanya dilakukan untuk menyatakan syukur pada saat-saat seseorang yang berasal dari Suku Melayu mengalami hal-hal sebagai berikut:
1)Sembuh dari sakit.
2)Lulus dari ujian atau sekolah.
3)Sebelum atau setelah acara pernikahan.
4)Setelah wisuda atau lulus jadi sarjana.
5)Selamat dari kecelakaan
Dari penjelasan yang saya dapatkan dari situs di internet dalam adat Istiadat Melayu, Tepung Tawar artinya untuk menghapuskan atau membuang segala penyakit. Sumber lain menyebutkan tepung tawar dilakukan sebagai perlambangan mencurahkan rasa kegembiraan dan sebagai rasa syukur atas keberhasilan, hajat, acara atau niat yang akan atau yang telah dapat dilaksanakan, baik terhadap benda bergerak (manusia) maupun benda mati (yang tidak bergerak).
Adapun peralatan atau kelengkapan tepung tawar yang digunakan oleh masyarakat Melayu secara garis besar terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu:

- Ramuan Penabur
- Ramuan Rinjisan
- Pedupaan (perasapan)

RAMUAN PENABUR
Di atas wadah terletak sepiring beras putih, sepiring beras kuning, sepiring bertih dan sepiring tepung beras, sebagai pelambang sebagai berikut :
- Beras putih = kesuburan dan pembasuh diri dari yang kotor.
- Beras Kuning = kemuliaan, kesungguhan dan keagungan.
- Bertih = perkembangan, perlambang rezeki yang tumbuh dari bumi dan dari langit.
- Bunga Rampai = Melambangkan wanginya persahabatan, manisnya persaudaraan, dan harumnya keakraban.
- Tepung beras = kebersihan hati.
- Arti keseluruhan dari bahan-bahan di atas adalah kebahagiaan.

RAMUAN RINJISAN
Sebuah mangkuk putih (kalau dulu tempurung kelapa puan) berisi air biasa, segenggam beras putih dan sebuah jeruk purut yang telah di iris-iris. Tempat/wadah tepung tawar disebut ampar artinya bumi.Di dalam mangkuk tersebut juga diletakkan sebuah ikatan daun-daunan yang terdiri dari 7 macam daun, yaitu :

- Daun Kalinjuhang/jenjuang (tumbuhan berdaun panjang lebar berwarna merah). Melambangkan penolak bala dan menjauhkan dari hantu, setan serta iblis yang mengganggu masyarakat serta pembangkit semangat juang yang tinggi.

- Tangkai pohon pepulut/setawar (tumbuh-tumbuhan berdaun tebal bercabang). Ini melambangkan sebagai penawar (obat) segala yang berbisa, bisa laut, bisa bumi dan membuang segala sesuatu yang jahat.Daun ini juga bermakna memulihkan sesuatu yang rusak atau yang sakit.

- Daun Gandarusa (tumbuhan berdaun tipis berbentuk lonjong).Daun ini bermakna, berjuang untuk menahan sesuatu penyakit yang akan datang masuk ke suatu daerah. Daun ini juga merupakan daun penangkal musuh dari luar, penangkal dari dalam, penangkal sihir dan serapah, penangkal segala kejahatan yang dibawa setan lalu.

- Daun ribu-ribu (Tumbuhan melata berdaun kecil bercanggah).Fungsinya sebagai pengikat diantara daun-daun tersebut, maknanya untuk mengikat segala penyakit yang datang dan penguat kesatuan dan kebersamaan serta penguat semangat.

- Daun Keduduk/Senduduk. Maknanya segala penyakit yang datang didudukkan atau ditaklukkan dan dilumpuhkan.

- Daun sedingin, Daun ini bermakna akan memberikan kesejukan,ketengan dan kesehatan.

- Pohon sembau dengan akarnya.Pohon yang memiliki akar yang liat dan sukar dicabut, mengingatkan kita pada kekuatan dan keteguhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun